Sel adalah unit organisasi fungsional terkecil yang dapat mempertahankan karakteristik dasar kehidupan. Semua makhluk hidup terdiri dari susunan berbagai jenis sel. Tubuh manusia sendiri terdiri dari 50-100 triliun sel yang terdiri dari beragam jenis mulai ukuran, struktur, jumlah, dan fungsinya.
Sel disusun menjadi unit fungsional yang lebih besar yang disebut jaringan. Jaringan-jaringan ini lalu bergabung untuk membentuk berbagai struktur dan organ tubuh.
Meskipun sel-sel dari jaringan dan organ yang berbeda memiliki struktur dan fungsi yang berbeda-beda, karakteristik tertentu sama untuk semua sel. Seperti kemampuannya dalam pertukaran bahan dengan lingkungan terdekatnya, memperoleh energi dari nutrisi organik, melakukan sintesis molekul kompleks, dan kemampuan replikasi diri.
Sebagian besar proses penyakit dimulai pada tingkat sel, pemahaman tentang fungsi sel sangat penting untuk memahami proses penyakit. Beberapa penyakit mempengaruhi sel-sel dari satu jaringan, organ, dan akhirnya mempengaruhi sel-sel seluruh organisme.
Komponen Fungsional Sel
Meskipun terdiri dari struktur yang kompleks, semua sel eukariotik memiliki struktur umum yang melakukan fungsi unik. Tiga komponen utama sel adalah nukleus, sitoplasma, dan membran sel.
Ahli biologi menyebut matriks internal sebagai protoplasma sel. Protoplasma tersusun atas air, protein, lipid, karbohidrat, dan elektrolit. Dua wilayah protoplasma yang berbeda pada sel yaitu sitoplasma yang terletak di luar nukleus, dan karioplasma atau nukleoplasma yang terletak di dalam nukleus.
Komponen utama protoplasma adalah air, yang membentuk 70-85% dari protoplasma sel. Komponen protoplasma terbanyak kedua adalah protein sel yaitu sekitar 10-20%, yang membentuk struktur sel dan enzim yang diperlukan untuk reaksi seluler. Protein dapat berikatan dengan senyawa lain untuk membentuk nukleoprotein, glikoprotein, dan lipoprotein.
Komponen protoplasma lainnya adalah lipid yaitu sekitar 2-3%. Lipid yang paling penting adalah fosfolipid dan kolesterol, yang sebagian besar tidak larut dalam air. Lipid ini bergabung dengan protein untuk membentuk membran sel yang memisahkan kompartemen sel dengan lingkungan dan sel lainnya.
Beberapa sel juga mengandung trigliserida dalam jumlah besar. Dalam sel lemak, trigliserida merupakan penyusun utama yaitu sekitar 95% dari total massa sel. Lemak ini merupakan cadangan energi yang dapat dimobilisasi dan digunakan jika dibutuhkan oleh tubuh.
Hanya sedikit karbohidrat yang ditemukan di dalam sel dan berfungsi terutama sebagai sumber energi. Elektrolit intraseluler utama adalah Kalium, magnesium, fosfat, sulfat, dan ion bikarbonat. Sejumlah kecil ion natrium, klorida, dan kalsium juga ada di dalam sel. Elektrolit ini berpartisipasi dalam reaksi yang diperlukan untuk metabolisme sel dan membantu dalam pembentukan dan transmisi impuls elektrokimia dalam sel saraf dan otot.
Nukleus
Inti sel tampak sebagai struktur bulat atau memanjang yang terletak pada pusat sel. Semua sel eukariotik memiliki setidaknya satu nukleus. Pada sel prokariotik seperti bakteri, tidak memiliki nukleus dan membran nukleus. Beberapa sel mengandung lebih dari 1 nukleus seperti pada osteoklas (sel tulang) yang biasanya mengandung 12 atau lebih nukleus.
Nukleus merupakan pusat kendali sel, mengandung asam deoksiribonukleat (DNA) yang penting bagi sel karena gennya menyandikan informasi yang diperlukan untuk sintesis protein yang harus diproduksi sel agar tetap hidup.
Protein ini termasuk protein struktural dan enzim yang digunakan untuk mensintesis zat lain, seperti karbohidrat dan lipid. Gen juga mewakili unit pewarisan individu yang mengirimkan informasi dari satu generasi ke generasi lainnya.
Nukleus juga merupakan tempat sintesis tiga jenis asam ribonukleat yaitu RNA messenger, RNA ribosomal, dan RNA transfer yang bergerak ke sitoplasma dan melakukan sintesis protein.
Messenger RNA (mRNA) menyalin dan membawa instruksi DNA untuk sintesis protein ke sitoplasma. RNA ribosom (rRNA) adalah tempat sintesis protein, dan transfer RNA (tRNA) mengangkut asam amino ke tempat sintesis protein untuk digabungkan ke dalam protein yang disintesis.
Kromatin adalah istilah yang menunjukkan struktur kompleks DNA dan protein terkait DNA yang tersebar dalam matriks nuklear. Kromatin dapat memadat menjadi bentuk kromatin yang tidak aktif tergantung pada tingkat transkripsinya.
Nukleus juga mengandung organel bulat berwarna gelap yang disebut nukleolus . Nukleolus pertama kali dijelaskan pada tahun 1781, namun fungsinya baru teridentifikasi pada awal 1960-an, yaitu pada nukleolus terjadi pemrosesan rRNA dan perakitannya menjadi ribosom.
Di sekeliling nukleus terdapat selubung nukleus yang dibentuk oleh dua membran nukleus (luar dan dalam) yang mengandung ruang cisternal perinukleus di antaranya. Membran inti bagian dalam didukung oleh jaringan kaku filamen protein yang berikatan dengan kromosom dan mengamankan posisinya di dalam nukleus.
Membran inti luar menyerupai membran retikulum endoplasma, mengandung banyak pori-pori melingkar yang kompleks secara struktural dimana kedua membran menyatu untuk membentuk celah yang diisi dengan protein. Membran ini mengatur pertukaran molekul dua arah antara sitoplasma dan nukleus.
Sitoplasma dan Organel Sel
Sitoplasma mengelilingi nukleus dan di dalamnya itulah kerja sel berlangsung. Sitoplasma pada dasarnya adalah larutan koloid yang mengandung air, elektrolit, protein tersuspensi, lemak netral, dan molekul glikogen. Meskipun tidak berkontribusi pada fungsi sel, pigmen juga dapat terakumulasi pada sitoplasma.
Beberapa pigmen, seperti melanin, yang memberi warna pada kulit, merupakan konstituen normal sel. Bilirubin adalah pigmen empedu utama yang normal; akumulasi kelebihannya dalam sel dibuktikan secara klinis dengan perubahan warna kekuningan pada kulit dan sklera saat mengalami gangguan fungsi hati.
Pada Sitoplasma terdapat berbagai organel sel antara lain ribosom, retikulum endoplasma, kompleks Golgi, mitokondria, dan lisosom.
Ribosom
Ribosom berfungsi sebagai tempat sintesis protein dalam sel. Ribosom merupakan partikel kecil nukleoprotein (rRNA dan protein) yang disatukan oleh untaian mRNA untuk membentuk poliribosom atau disebut juga disebut polisom. Poliribosom merupakan bentuk kumpulan ribosom bebas yang terisolasi di dalam sitoplasma atau melekat pada membran retikulum endoplasma.
Sedangkan ribosome bebas terlibat dalam sintesis protein, terutama enzim yang membantu dalam kontrol fungsi sel, yang melekat pada retikulum endoplasma menerjemahkan mRNA yang mengkode protein yang dikeluarkan dari sel atau disimpan di dalam sel.
Retikulum Endoplasma
Retikulum endoplasma (RE) merupakan organel yang menghubungkan berbagai bagian dalam sel. Diantara membran retikulum endoplasma berpasangan terdapat ruang berisi cairan yang disebut matriks.
Matriks menghubungkan ruang antara dua membran selubung nukleus, membran sel, dan berbagai organel sitoplasma. matriks ini berfungsi sebagai sistem komunikasi berbentuk tabung untuk mengangkut berbagai zat dari satu bagian sel ke bagian lainnya.
Area permukaan yang luas dan berbagai sistem enzim yang melekat pada membran RE juga berfungsi utama untuk metabolisme sel.
Terdapat dua bentuk RE dalam sel, yaitu RE kasar dan RE halus. Retikulum endoplasma kasar merupakan tempat menempel ribosom dengan ikatan yang spesifik pada membran. Protein yang diproduksi oleh RE kasar biasanya diperuntukkan menjadi komponen lisosom atau organel lain, dimasukkan ke dalam membran sel, atau meninggalkan sel sebagai protein sekretori.
Retikulum Endoplasma (RE) kasar memisahkan protein ini dari komponen sitoplasma lainnya dan memodifikasi strukturnya untuk fungsi tertentu. Misalnya, sintesis enzim pencernaan oleh sel pankreas dan protein plasma oleh sel hati terjadi di RE kasar.
Retikulum Endoplasma (RE) halus bebas dari ribosom dan bersambung dengan RE kasar. RE Halus tidak berpartisipasi dalam sintesis protein namun terlibat dalam sintesis molekul lipid, pengaturan kalsium intraseluler, dan metabolisme serta detoksifikasi hormon dan obat- obatan tertentu.
Aparatus Golgi
Aparatus Golgi atau kadang-kadang disebut kompleks Golgi terdiri dari tumpukan vesikel atau kantung pipih yang tipis. Badan Golgi ini ditemukan di dekat nukleus dan berfungsi dalam hubungannya dengan retikulum endoplasma. Zat yang diproduksi di ER dibawa ke kompleks Golgi dalam vesikel transfer kecil yang tertutup membran.
Banyak sel mensintesis protein yang lebih besar dari produk aktif. Kompleks Golgi memodifikasi zat-zat ini dan mengemasnya menjadi butiran atau vesikel sekretori. Contohnya adalah Insulin, insulin disintesis sebagai molekul proinsulin besar yang tidak aktif yang dipotong untuk menghasilkan molekul insulin aktif yang lebih kecil di dalam kompleks Golgi sel beta di pankreas.
Selain menghasilkan butiran sekretorik, kompleks Golgi diduga menghasilkan molekul karbohidrat yang bergabung dengan protein yang diproduksi di RE kasar untuk membentuk glikoprotein. Data terbaru menunjukkan bahwa aparatus Golgi memiliki fungsi lain, yaitu ia dapat menerima protein dan zat lain dari permukaan sel melalui mekanisme transpor retrograde.
Lisosom
Lisosom dapat dideskripsikan sebagai sistem pencernaan sel. Kantung kecil yang tertutup membran ini mengandung enzim hidrolitik yang kuat. Enzim ini dapat memecah bagian sel yang berlebih dan aus serta zat asing yang masuk ke dalam sel.
Lisosom adalah organel intraseluler yang terikat membran yang mengandung berbagai enzim hidrolitik. Lisosom memecah bahan fagositosis baik dengan heterophagy atau autophagy.
Heterophagy mengacu pada pencernaan zat eksogen yang difagositosis dari lingkungan eksternal sel. Membran sel membawa bahan eksternal ke dalam sel untuk membentuk vesikel fagositik di sekitarnya atau fagosom.
Lisosom memainkan peran penting dalam metabolisme normal zat-zat tertentu dalam tubuh. Pada beberapa penyakit bawaan yang dikenal penyakit penyimpanan lisosom, enzim lisosom spesifik tidak ada atau tidak aktif, dalam hal ini gangguan pencernaan zat seluler tertentu misalnya, glukoserebrosida, gangliosida, dan sfingomielin. Akibatnya, zat tersebut menumpuk di dalam sel.
Pada penyakit Tay-Sachs, kelainan resesif autosomal hexosaminidase A, yang merupakan enzim lisosom yang diperlukan untuk menurunkan gangliosida GM2 yang ditemukan di membran sel saraf, mengalami defisiensi. Meskipun GM2 ganglioside terakumulasi di banyak jaringan, seperti jantung, hati, dan limpa, akumulasinya di sistem saraf dan retina mata menyebabkan kerusakan paling parah.
Peroksisom
Peroksisom mengandung enzim khusus yang mendegradasi peroksida (misalnya, hidrogen peroksida). Tidak seperti lisosom, peroksisom tidak dibentuk oleh badan Golgi. Peroxisome mereplikasi diri seperti mitokondria dan awalnya dibentuk oleh protein yang diproduksi oleh ribosom bebas.
Peroksisom berfungsi dalam pengendalian radikal bebas yang merupakan senyawa kimia yang sangat tidak stabil dan merusak molekul sitoplasma lainnya.
Peroksisom juga mengandung enzim yang diperlukan untuk memecah asam lemak rantai panjang, yang tidak didegradasi oleh enzim mitokondria. Dalam sel hati, enzim peroxisomal terlibat dalam pembentukan asam empedu.
Proteasom
Terdapat tiga mekanisme seluler utama terlibat dalam pemecahan protein atau proteolisis. Salah satunya adalah dengan degradasi endosomal lisosom yang disebutkan sebelumnya. Mekanisme degradasi sitoplasma yang kedua adalah jalur caspase yang terlibat dalam kematian sel apoptosis. Metode proteolisis ketiga terjadi di dalam organel adalah proteasom.
Proteasom adalah organel kecil yang terdiri dari kompleks protein yang ada di sitoplasma dan nukleus. Organel ini mengenali protein yang cacat bentuk dan lipatan dan melakukan proses degradasi, termasuk faktor transkripsi yang penting dalam mengendalikan siklus sel. Hampir sebanyak sepertiga dari rantai polipeptida yang baru terbentuk didegradasi proteasome karena mekanisme kontrol kualitas dalam sel.
Mitokondria
Mitokondria secara harfiah bisa dikatakan sebagai “pembangkit listrik" sel karena mengubah senyawa organik menjadi energi yang mudah digunakan oleh sel. Mitokondria tidak menghasilkan energi, tetapi mengekstraknya dari senyawa organik.
Mitokondria mengandung enzim yang dibutuhkan untuk menangkap sebagian besar energi dalam bahan makanan dan mengubahnya menjadi energi seluler. Proses ini sering disebut sebagai respirasi seluler karena membutuhkan oksigen.
Sel menyimpan sebagian besar energi ini sebagai ikatan fosfat berenergi tinggi dalam senyawa seperti adenosin trifosfat (ATP), menggunakannya untuk menggerakkan berbagai aktivitas seluler.
Mitokondria ditemukan dekat dengan tempat konsumsi energi dalam sel, misalnya dekat miofibril dalam sel otot. Jumlah mitokondria dalam jenis sel tertentu bervariasi menurut jenis aktivitas yang dilakukan sel dan energi yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas tersebut.
Mitokondria terdiri dari dua membran, yaitu membran luar yang membungkus pinggiran mitokondria dan membran dalam yang membentuk proyeksi seperti rak yang disebut krista. Ruang sempit antara membran luar dan dalam disebut ruang intermembran, sedangkan ruang besar yang dilingkupi oleh membran dalam disebut ruang matriks.
Membran luar mitokondria mengandung sejumlah besar protein transmembran, yang dapat dilalui oleh molekul yang larut dalam air. Karena membran ini relatif permeabel terhadap molekul kecil termasuk protein, isi ruang antar membran mirip dengan sitoplasma.
Membran bagian dalam berisi rantai enzim dan protein transpor yang diperlukan untuk sintesis ATP. Pada daerah tertentu, membran luar dan dalam saling berhubungan, titik kontak ini berfungsi sebagai jalur bagi protein dan molekul kecil untuk masuk dan keluar dari ruang matriks.
Mitokondria juga berfungsi sebagai pengatur utama apoptosis atau kematian sel terprogram. Inisiasi jalur mitokondria untuk hasil apoptosis dari peningkatan permeabilitas mitokondria dan selanjutnya pelepasan molekul pro apoptosis ke dalam sitoplasma.
Sitoskeleton
Selain organelnya, sitoplasma mengandung jaringan mikrotubulus, mikrofilamen, filamen menengah, dan filamen tebal. Struktur ini disebut sitoskeleton, karena merupakan komponen utama dari elemen struktural yang berperan mengontrol bentuk dan pergerakan seluruh sel.
Mikrotubulus
Mikrotubulus terbentuk dari subunit protein yang disebut tubulin, berbentuk panjang, kaku, berongga, silinder, dengan diameter luar sekitar 25 nm dan lumen 15 nm. Setiap mikrotubulus terdiri dari protofilamen paralel, masing-masing terdiri dari ÿ-dimer dan ÿ-tubulin.
Mikrotubulus adalah struktur dinamis yang dapat dengan cepat dibongkar di satu lokasi dan dipasang kembali di tempat lain. Selama proses perakitan kembali, dimer tubulin berpolimerisasi secara end-to-end untuk membentuk filamen proto.
Sebagai hasil dari proses polimerisasi, setiap mikrotubulus memiliki ujung tetap dan ujung yang tumbuh dengan cepat. Selama proses pembongkaran, dimer tubulin terpisah dari protofilamen dan membentuk kumpulan tubulin bebas di sitoplasma. Kumpulan ini digunakan dalam proses polimerisasi untuk pemasangan kembali protofilamen.
Mikrotubulus berfungsi dalam banyak hal, termasuk pengembangan dan pemeliharaan bentuk sel, mekanisme transpor intraseluler, termasuk transpor aksoplasma di neuron dan dispersi melanin di sel pigmen kulit.
Fungsi lainnya termasuk pembentukan struktur dasar untuk beberapa organel sitoplasma kompleks seperti sentriol, badan basal, silia, dan flagela.
Sentriol dan Basal body
Sentriol dan basal body adalah organel yang identik secara struktural dan terdiri dari mikrotubulus yang sangat terorganisir. Secara internal, sentriol dan badan basal memiliki inti pusat amorf dikelilingi oleh kelompok yang terbentuk dari set triplet mikrotubulus.
Sentriol adalah struktur silindris kecil yang terdiri dari susunan mikrotubulus yang sangat terorganisir. Biasanya mereka adalah struktur berpasangan, disusun tegak lurus satu sama lain.
Dalam sel yang membelah, dua sentriol silinder awalnya ditemukan di sekitar aparatus Golgi di wilayah sel yang disebut sentrosom. Selama pembelahan sel, sentriol membentuk gelendong mitosis yang membantu pemisahan dan pergerakan kromosom.
Badan basal lebih banyak daripada sentriol dan ditemukan di dekat membran sel yang berasosiasi dengan silia dan flagella. Mereka bertanggung jawab atas pembentukan inti mikrotubulus yang sangat terorganisir yang ditemukan di silia dan flagela.
Silia dan Flagela
Silia dan flagela adalah ekstensi seluler berisi mikrotubulus yang membran penutupnya kontinu dengan membran sel. Sel bersilia biasanya memiliki sejumlah besar silia, sedangkan sel berflagel hanya memiliki satu flagel.
Pada manusia, spermatozoa adalah satu- satunya jenis sel dengan flagella. Sedangkan silia ditemukan pada permukaan apikal (luminal) dari berbagai lapisan epitel, termasuk sinus hidung atau saluran seperti sistem pernapasan bagian atas.
Silia memainkan peran penting dalam jaringan sensorik seperti protein fotoreseptor di mata, reseptor bau epitel penciuman, dan kinocilium pada sel-sel rambut di telinga bagian dalam. Silia juga bertindak dalam peran sensorik pada tahap perkembangan embrionik, dan sangat penting untuk fungsi normal berbagai jaringan.
Mikrofilamen
Mikrofilamen adalah struktur sitoplasma yang tipis dan seperti benang. Terdapat tiga kelas mikrofilamen: mikrofilamen tipis seperti filamen aktin di otot, filamen menengah yang merupakan kelompok filamen heterogen dengan ukuran diameter yang sedikit lebih tebal, dan filamen miosin tebal seperti yang ada di sel otot.
Kontraksi otot bergantung pada interaksi antara filamen aktin dan filamen miosin. Mikrofilamen terdapat di zona superfisial sitoplasma di sebagian besar sel.
Aktivitas kontraktil yang melibatkan mikrofilamen dan filamen miosin berkontribusi pada pergerakan sitoplasma dan membran sel selama endositosis dan eksositosis. Mikrofilamen juga terdapat dalam mikrovili usus.
Filamen perantara membantu dalam mendukung dan mempertahankan bentuk sel yang asimetris. Contoh filamen perantara adalah filamen keratin yang ditemukan pada membran sel keratinosit epidermis kulit dan filamen glial yang ditemukan di astrosit dan sel glial lain dari sistem saraf.
Membran Sel
Sel tertutup dan dilindungi oleh membran tipis yang memisahkan isi intraseluler dari lingkungan ekstraseluler. Untuk membedakannya dari membran sel lain, seperti membran mitokondria atau nukleus, membran sel sering disebut membran plasma.
Dalam banyak hal, membran plasma merupakan salah satu bagian terpenting sel. Membran plasma ini bertindak sebagai struktur semipermeabel yang memisahkan lingkungan intraseluler dan ekstraseluler.
Membran sel menyediakan reseptor untuk hormon dan zat aktif biologis lainnya, berpartisipasi dalam peristiwa listrik yang terjadi pada sel saraf dan otot, dan membantu dalam pengaturan pertumbuhan dan proliferasi sel.
Membran sel adalah struktur dinamis dan cair yang terdiri dari susunan lipid, karbohidrat, dan protein yang terorganisir. Komponen struktural utama membran adalah lipid bilayer. Lapisan ini adalah lapisan bimolekuler yang sebagian besar terdiri dari fosfolipid, dengan glikolipid dan kolesterol.
Lapisan lipid ganda ini menyediakan struktur cairan dasar membran dan berfungsi sebagai penghalang yang relatif tidak tembus air untuk semua zat kecuali zat yang larut dalam lemak.
Sekitar 75% lipid adalah fosfolipid, masing-masing dengan kepala hidrofilik (larut air) dan ekor hidrofobik (tidak larut air). Molekul fosfolipid bersama dengan glikolipid disejajarkan sedemikian rupa sehingga kepala hidrofiliknya menghadap ke luar pada setiap sisi membran dan ekor hidrofobiknya menonjol ke tengah membran.
Kepala hidrofilik menahan air dan membantu sel menempel satu sama lain. Pada suhu tubuh normal, viskositas komponen lipid membran setara dengan minyak zaitun. Kehadiran kolesterol membuat membran menjadi kaku.
Meskipun lapisan ganda lipid menyediakan struktur dasar membran sel, sebagian fungsi spesifik dilakukan oleh protein yang disebut sebagai protein transmembran. Selain protein transmembran terdapat jenis protein kedua yang dikenal dengan protein periferal, terikat pada sisi membran dan tidak masuk ke lapisan ganda lipid. Kerusakan protein perifer dari permukaan membran biasanya menyebabkan kerusakan pada membran.
Kesimpulan
Sel adalah struktur yang sangat otonom yang berfungsi dengan cara yang sangat mirip dengan organisme secara keseluruhan. Pada sebagian besar sel, inti sel mengontrol fungsi sel dan merupakan pusat dari sel mengandung DNA, yang memberikan informasi yang diperlukan untuk sintesis berbagai protein dan informasi dari satu generasi ke generasi selanjutnya.
Inti sel atau nukleus juga merupakan tempat sintesis tiga jenis RNA (mRNA, rRNA, tRNA) yang berpindah ke sitoplasma dan melakukan sintesis protein yang dibutuhkan oleh sel.
Sitoplasma mengandung sitoskeleton dan organel sel seperti ribosom, retikulum endoplasma, mitokondria, badan golgi, lisosom, dan proteasome.
Ribosom berfungsi sebagai tempat sintesis protein dalam sel. Retikulum endoplasma berfungsi sebagai sistem komunikasi tubular yang mengangkut zat dari satu bagian sel ke bagian lain dan sebagai tempat sintesis protein, karbohidrat, dan lipid.
Badan Golgi memodifikasi bahan yang disintesis di retikulum endoplasma (RE) dan mengemasnya menjadi butiran sekretori untuk diangkut di dalam sel atau untuk diekspor dari sel.
Lisosom, yang dipandang sebagai sistem pencernaan sel, mengandung enzim hidrolitik yang mencerna bagian sel yang sudah usang dan bahan asing, dan merupakan struktur membran yang terbentuk di kompleks Golgi dari enzim hidrolitik yang disintesis di RE kasar. Organel lain yaitu proteasom, mencerna protein yang salah bentuk dan salah lipatan.
Mitokondria berfungsi sebagai pembangkit tenaga untuk sel karena mengubah energi makanan menjadi ATP, untuk menggerakkan aktivitas sel.
Selain organelnya, sitoplasma mengandung jaringan mikrotubulus, mikrofilamen, filamen menengah, dan filamen tebal. Mikrotubulus adalah struktur tubular yang ramping dan kaku yang mempengaruhi bentuk sel, menyediakan sarana untuk menggerakkan organel melalui sitoplasma, serta mempengaruhi pergerakan silia dan kromosom selama proses pembelahan.
Membran plasma adalah lipid ganda yang mengelilingi sel dan memisahkannya dari lingkungan eksternal sekitarnya. Meskipun lapisan lipid ganda menyediakan struktur dasar membran sel, protein melakukan sebagian besar fungsi spesifik.
Protein transmembran membentuk saluran transpor untuk ion dan zat lain, sedangkan protein perifer berfungsi sebagai tempat reseptor untuk molekul pensinyalan dari luar.
Sumber: Port C. M & Matfin G. 2009. Pathophysiology: Concepts of Altered Health States. Lippincott Williams & Wilkins.