Deskripsi
Trakeostomi adalah pembedahan yang dibuat melalui leher ke dalam trakea (batang tenggorokan) untuk memungkinkan akses langsung dan menempatkan sebuah tabung untuk membebaskan jalan napas, membantu pernafasan, dan mengeluarkan sekret dari paru-paru.
Istilah trakeostomi mengacu pada sayatan ke dalam trakea (batang tenggorokan) yang membentuk lubang sementara atau permanen untuk membantu proses pernapasan.
Trakeostomi adalah salah satu prosedur pembedahan paling awal yang tercatat, dengan ilustrasi yang menggambarkannya sejak 3600 SM. di Mesir kuno. Secara historis, trakeostomi merupakan satu-satunya pengobatan yang tersedia untuk obstruksi jalan napas bagian atas dan indikasi penting untuk trakeostomi saat ini.
Sebuah trakeostomi mungkin diperlukan dalam keadaan darurat untuk mengatasi jalan napas yang tersumbat, atau lebih umum dapat ditempatkan secara elektif untuk memfasilitasi ventilasi mekanis, untuk menyapih dari ventilator, atau untuk memungkinkan pengelolaan sekresi yang lebih efisien.
Image by pxhere.com |
Anatomi Fisiologi
Trakea adalah struktur yang terdiri dari cincin tulang rawan yang tidak lengkap kecuali cincin pertama, dimulai dari laring subglotis dan berakhir di karina dan bronkus utama. Dinding posterior trakea dibagi dengan dinding anterior esofagus.
Cincin pertama yang menghubungkan trakea ke laring disebut kartilago krikoid, yang merupakan cincin lengkap dan juga berisi sendi krikotiroid laring. Trakea terletak jauh di dalam otot sternohyoid dan sternotiroid, dengan kelenjar tiroid biasanya melapisi cincin trakea kedua hingga keempat di leher.
Tepat di sebelah lateral trakea servikal terdapat saraf laring rekuren dan beberapa jaringan lemak limfo peritrakeal. Struktur ini dikelilingi oleh lapisan tengah atau paratrakeal dari deep cervical fascia.
Bagian lateral struktur ini terletak arteri karotis umum, yang terbungkus dalam selubung karotis, komponen dari lapisan dalam fasia serviks dalam. Timus dan isi mediastinum anterior melapisi trakea toraks saat mengalir ke posterior jantung. Arteri inominata melintasi trakea saat muncul dari aorta.
Penanda anatomi untuk trakeostomi antara lain:
- Tiroid notch : Penanda teraba untuk mengidentifikasi aspek superior laring di garis tengah.
- Membran krikotiroid : Depresi teraba antara kartilago krikoid dan tiroid. Ini adalah lokasi untuk krikotirotomi darurat.
- Kartilago krikoid : Teraba untuk mengidentifikasi persimpangan laring dan trakea. Sayatan kulit biasanya ditempatkan 1-2 cm lebih rendah dari krikoid.
- Sternal notch : Penanda yang dapat diraba untuk mengidentifikasi inlet toraks. Penting untuk melakukan palpasi di sini terhadap kemungkinan adanya arteri inominata high-riding yang mungkin ditemui selama trakeostomi.
Indikasi Trakeostomi
Indikasi trakeostomi dapat dibagi menjadi trakeostomi emergensi dan trakeostomi elektif.
Indikasi untuk trakeostomi emergensi atau darurat meliputi:
- Obstruksi saluran napas atas akut dengan kegagalan intubasi endotrakeal seperti benda asing, angioedema, infeksi, anafilaksis, dll.
- Pasca-krikotirotomi : Jika krikotirotomi telah ditempatkan, harus segera diformalkan menjadi trakeostomi setelah jalan napas diamankan
- Trauma tembus laring
- Fraktur Le Fort III : Le Fort III fracture adalah jenis fraktur yang terjadi pada tengkorak manusia. Ini adalah fraktur yang paling serius dari tiga jenis fraktur LeFort, yang lainnya adalah Le Fort I dan Le Fort II. Fraktur Le Fort III terjadi ketika tengkorak terbelah menjadi dua bagian di garis tengah (midline).
Fraktur ini biasanya terjadi setelah kecelakaan yang sangat parah, seperti kecelakaan mobil atau jatuh dari ketinggian yang tinggi. Gejala fraktur Le Fort III termasuk rasa sakit di area wajah, pembengkakan wajah, dan perubahan bentuk wajah.
Pembedahan biasanya diperlukan untuk menstabilkan fraktur dan memperbaiki deformitas. Prognosisnya tergantung pada seberapa serius fraktur dan apakah terdapat kerusakan pada organ dalam lainnya.
Trakeostomi darurat paling sering dilakukan pada keadaan obstruksi jalan napas akut seperti aspirasi benda asing ke dalam saluran napas bagian atas, Ludwig's angina, atau trauma penetrasi ke saluran napas yang tidak dapat dilakukan intubasi endotrakeal.
Trakeostomi darurat juga mungkin diperlukan untuk trauma wajah atau serviks yang parah, terutama pada fraktur panfacial di mana dislokasi kraniofasial merupakan kontraindikasi untuk intubasi hidung.
Dalam kebanyakan kasus dengan pengecualian trauma tembus laring dan fraktur Le Fort III, ada strategi manajemen jalan nafas yang kurang invasif yang dapat dicoba sebelum melanjutkan ke trakeostomi darurat, tetapi semua instrumen harus siap dan tersedia untuk melanjutkan dengan trakeostomi darurat sebelum apapun.
Indikasi untuk trakeostomi elektif meliputi:
- Ketergantungan ventilator yang berkepanjangan
- Trakeostomi profilaksis sebelum pengobatan kanker kepala dan leher
- Apnea tidur obstruktif refrakter terhadap pengobatan lain
- Aspirasi kronis
- Penyakit neuromuskular
- Stenosis subglotis
Kontra Indikasi
Tidak ada kontraindikasi absolut untuk trakeostomi kecuali selulitis aktif pada kulit leher anterior. Masalah akhir hidup harus didiskusikan pada pasien yang sakit parah dan tujuan perawatan lanjutan ditetapkan sebelum melanjutkan dengan trakeostomi atau prosedur invasif lainnya.
Prosedur Perawatan Trakeostomi
Persiapan Alat
1. Meja tempat tidur
2. Handuk
3. Alat penghisap trakeostomi
4. Kotak perawatan trakeostomi steril,
5. Kasa 4x4-3 pkg
6. Hidrogen peroksida
7. Normal salin
8. Kapas berujung kapas steril
9. Balutan trakeostomi steril (balutan belum digunting dan dijahit
10. Basin steril
11. Sikat steril kecil
12. Gulungan plester atau pengikat trakheostomi
13. Gunting
14. Sarung tangan steril 2
15. Pelindung muka/google
Persiapan Pasien
- Jelaskan prosedur dan partisipasi klien
- Bantu klien pada posisi nyaman untuk perawat dan klien (biasanya terlentang atau semi fowler's)
- Letakkan handuk diatas klien
Pelaksanaan
- Lakukan penghisapan trakeostomi. Sebelum melepaskan sarung tangan, lepaskan balutan kotor trakeostomi dan buang dalam sarung tangan dengan kateter gulung
- Saat klien mengisi simpangan oksigen, siapkan peralatan di atas meja tempat tidur. Buka kotak trakeostomi steril. Buka tiga kemasan kasa 4x4 secara aseptik dan tuang normal salin pada satu kemasan dan hidrogen peroksida pada kemasan yang lainnya. Biarkan kemasan ketiga kering. Buka kemasan swab yang kedua ujung kapas dan hidrogen peroksida pada lainnya. Buka kemasan balutan trakeostomi steril. Buka bungkus basin steril dan tuangkan kira-kira 1,8 ml (0,75 inci) hidrogen peroksida kedalamnya. Buka kemasan sikat kecil steril dan letakkan dalam basin steril secara aseptik. Bila menggunakan plester gulungan besar, potong plester dengan panjang yang tepat dan biarkan pada area yang kering. Jangan menutup kembali hidrogen peroksida dan normal salin
- Kenakan sarung tangan. Pertahankan tangan dominan steril sepanjang prosedur
- Lepaskan sumber oksigen, kemudian kanula dalam dengan tangan non dominan. Masukkan kanula dalam ke dalam basin hidrogen peroksida
- Letakkan kolar sumber oksigen trakeostomi di luar kanula luar Letakkan selang T (riggs) dan sumber ventilator oksigen di atas atau dekat kanula luar
- Untuk mencegah desaturasi oksigen pada klien yang sakit, dengan cepat ambil kanula dalam dan gunakan sikat kecil untuk membersihkan sekret pada kanula dalam dan luar
- Pegang bagian dalam kanula di di atas basin dan cuci dengan normal salin, gunakan tangan non dominan untuk menuangkan normal salin
- Ganti kanula dalam dan kencangkan dengan mekanisme "kunci". Pasang kembali selang T (Briggs) dan sumber oksigen ventilator
- Menggunakan hidrogen peroksida, swab berujung kapas dan kassa 4x4 terpajan di luar permukaan kanula dan stoma di bawah alat pemutar (faceplate) yang memanjang 4-8 cm (2-4 inci) dalam semua arah stoma. Bersihkan dalam gerakan memutar tempat stoma keluar menggunakan tangan dominan untuk memegang alat steril
- Menggunakan swab berujung kapas dan kasa 4x4 yang telah disiapkan dengan normal salin, bilas kanula luar yang terpajan dan stoma di bawah alat pemutar yang memanjang 4-8 cm (2-4 inci) pada semua arah stoma. Bilas dalam gerakan memutar dari sisi stoma keluar menggunakan tangan dominan untuk memegang alat steril
- Menggunakan kassa kering 4x4, tekan dengan ringan pada kulit dan permukaan kanula luar yang terpajan
- Instruksikan sejawat, bila ada, untuk memegang TT pada tempatnya. Dengan sejawat memegang TT, potong pengikat. Sejawat harus tidak melepaskan pegangan ada selang trakeostomi sampai terbentuk ikatan baru dengan kuat. Bila tak ada bantuan, jangan memotong ikatan yang lama, sampai ikatan baru terbentuk dengan aman :
- Potong plester sehingga mempunyai diagnosa paralel dengan panjang yang cukup sehingga dapat melingkar pada leher klien dua kali ; potong ujung pada diagonal
- Masukkan satu ujung ikatan melalui lubang tali alat pemutar tarik ujungnya
- Selipkan kedua ujung tali di belakang kepala dan melingkar leher kelubang tali yang lain dan masukkan satu tali melalui lubang tali kedua
- Tarik dengan kuat
- Ikat ujung tali dengan aman dengan dua kali ikatan dengan hanya menyisakan ruang yang cukup untuk satu jari
- Pasang balutan trakeostomi baru dibawah ikatan bersih dan alat pemutar
- Lepaskan sarung tangan dan buang pada wadah yang telah disediakan dengan tali trakeostomi yang telah kotor
- Gantikan penutup pada hidrogen peroksida dan botol normal salin. Simpan cairan yang dapat digunakan ulang dan alat yang tak digunakan pada wadah yang telah disediakan
- Baringkan klien pada posisi nyaman dan kaji status pernafasan
- Cuci tangan
- Catat pengkajian status pernafasan klien dan status kulit sekitar stoma, dan toleransi terhadap perawatan
Referensi :
- Anthony J et.al. 2022. Tracheotomy. Treasure Island (FL): Stat Pearls Publishing
- Al-Shathri Z, Susanto I. 2018. Percutaneous Tracheostomy. Semin Respir Crit Care Med. Dec;39(6):720-730.
- Britche T et.al. 2001. Complications Of Percutaneous Tracheostomy. Chest. Apr:119.
- Prodi D3 Kep. 2017. Buku Panduan Skill Lab Modul Praktikum Prodi D3 Keperawatan . Stikes Yarsi Mataram.