Judul Skripsi:
Perbedaan Prilaku Menjaga Personal Hygiene Saat Menstruasi Pada Remaja Putri Antara Sebelum Dan Sesudah Pemberian Penyuluhan Di Kelas VII-VIII SMPN 4 Jonggat Lombok Tengah
Image by CFCF on wikimedia.org |
Penulis
ALWAN ZAENURI
Abstrak
Dalam rentang kehidupan manusia, seseorang perlu mampu menjaga kebersihan diri, termasuk saat seorang remaja putri mengalami menstruasi. Apabila perilaku higienis sewaktu menstruasi tidak dilakukan, maka dapat terkena kanker rahim (Serviks), keputihan, kurang percaya diri, malas, dll.
Studi pendahuluan yang dilakuakan di SMP Negeri 4 Jonggat, di ambil 10 orang siswi secara acak, di dapatkan sebagian besar (80%) siswi perilakunya kurang tentang personal hygiene saat menstruasi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan perilaku dalam menjaga personal hygiene saat menstruasi pada remaja putri di SMPN 4 Jonggat sebelum dan sesudah pemeberian penyuluhan tentang pendidikan kesehatan reproduksi.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pra eksperimen dengan desain One Group Pre test-post test.
Sampel penelitian sebanyak 50 remaja putri yang di ambil secara total populasi. Analisis menggunakan uji wilcoxon pada α 5%.
Hasil penelitian menunjukkan 29 orang (58%) yang mempunyai perilaku cukup dan 6 orang (12%) yang memiliki perilaku kurang saat menstrusi sebelum penyuluhan.
Sedangkan setelah pemberian penyuluhan, 41 orang (82%) memiliki perilaku baik dan 9 orang (18%) yang memiliki perilaku cukup dalam menjaga personal hygiene saat menstruasi.
Hasil uji wilcoxon menunjukkan nilai p=0,00 (p<0,05) artinya ada perbedaan perilaku dalam menjaga personal hygiene saat menstruasi antara sebelum dan sesudah pemberian penyuluhan tentang pendidikan kesehatan reproduksi.
Ada perbedaan dan peningkatan perilaku personal hygiene pada remaja putri sesudah pemberian penyuluhan kesehatan reproduksi. Penyuluhan harus dilakukan terus menerus untuk tetap meningkatkan perilaku menjaga personal hygiene remaja putri.
Pendahuluan
Hasil data yang di dapatkan dari kantor Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Provinsi NTB, di dapatkan bahwa, jumlah kasus keputihan pada remaja putri pada tahun 2012 sejumlah 611 kasus, yang sebelumnya hanya di targetkan 500 kasus.
Studi pendahuluan yang dilakuakan pada bulan Januari 2013 di SMP Negeri 4 Jonggat Kabupaten Lombok Tengah, di ambil 10 orang siswi secara acak, di dapatkan sebagian besar (80%) siswi perilakunya kurang tentang personal hygiene saat menstruasi, umumnya mereka mengganti pembalut saat menstruasi 1 kali setiap hari dan hanya 2 orang siswi (20%) mempunyai perilaku yang cukup mengenai personal hygiene saat menstruasi, umumnya mereka mengganti pembalut 2-3 kali setiap hari. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan masalahnya adalah personal hygiene remaja yang kurang baik atau kurang bersih......
Hasil Penelitian
Sebelum Pemberian Penyuluhan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku menjaga personal hygiene dari 50 orang, 15 orang (30%) diantaranya memiliki perilaku menjaga personal hygiene dalam katagori baik, 29 orang (58%) memiliki perilaku menjaga personal hygiene dalam katagori cukup sedangkan 6 orang (12%) adalah dalam katagori kurang.
Beragam faktor peribadi dan sosial budaya mempengaruhi praktek hygiene, juga keterbatasan fisik, kepercayaan, nilai dan kebiasaan.
Sesudah Pemberian Penyuluhan.
Setelah diberi penyuluhan, terdapat 41 responden (82%) yang memiliki perilaku menjaga personal hygiene dalam katagori baik, 9 responden (18%) yang memiliki perilaku menjaga personal hygiene dalam katagori cukup dan tidak ada responden dalam katagori kurang.
Menurut Azwar dalam Zahir (2012) Pendidikan kesehatan (Penyuluhan) adalah suatu penerapan konsep pendidikan didalam bidang kesehatan, maka pendidikan kesehatan dapat didefinisikan sebagai usaha atau kegiatan untuk membantu individu, kelompok atau masyarakat.
Perbedaan Perilaku Menjaga Personal Hygiene Saat Menstruasi
Berdasarkan perhitungan statistik menggunakan uji wilcoxon menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan nilai rata-rata siswi dalam menjaga personal hygiene saat menstruasi antara sebelum dan sedudah pemberian penyuluhan tentang kesehatan reproduksi dengan nilai signifikan 0,00 yang berarti H1 diterima.
Keterpaparan seseorang terhadap informasi dapat merubah pengetahuan, sikap dan perilaku yang dimiliki (Notoadmodjo, 2005).
Hasil penelitian membuktikan adanya perbedaan perilaku menjaga personal hygiene saat menstruasi siswi SMPN 4 Jonggat sebelum dan sesudah pemberian penyuluhan. Menurut Munir (1997), dalam proses penyuluhan ada tiga kemungkinan yang biasa terjadi yaitu : 1) Keberhasilan sesungguhnya, yaitu perilaku sasaran berubah seperti apa yang diharapkan dan berlangsung terus menerus. 2) Keberhasilan semu, yaitu perubahan perilaku baru dalam waktu yang terbatas yaitu selama si penyuluh berada bersama sasaran atau selama mereka masih merasakan maanfaat dari perilaku itu.
Mengapa terjadi kegagalan, keberhasilan semu atau keberhasilan sesungguhnya dalam suatu penyuluhan, ini sangat tergantung dari individudari tingkat pendidikan, pengetahuan yang melatarbelakangi masing-masing individu. Kondisi yang terjadi pada pada remaja putri setelah mendapatkan pendidikan kesehatan dapat disebabkan oleh ketiga hal diatas.
Penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan Hardjito tahun 2010 dimana hasil penelitian menunjukkan nilai p 0,001 > α 5% atau ada perbedaan perilaku menjaga personal hygiene saat menstruasi antara sebelum dan sesudah pemberian pendidikan kesehatan reproduksi.