Judul Skripsi :
Gambaran Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Ispa Pada Balita Di Desa Batu Layar Wilayah Kerja Puskesmas Meninting Kabupaten Lombok Barat.
Image by Bob Reck on flickr |
Penulis: Ahmad Mustofa Safoan
Abstrak
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyebab kematian pada anak di negara sedang berkembang. Di Desa Batu Layar Wilayah Kerja Puskesmas Meninting terdapat kasus ISPA yang banyak yaitu sebanyak 502 kasus pada tahun 2012. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran factor yang berpengaruh terhadap kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada balita di Desa Batu Layar Wilayah Kerja Puskesmas Meninting Tahun 2013. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik non probability sampling dengan metode purposive sampling, diperoleh 70 sampel.
Data penelitan diperoleh dari data primer dan data sekunder. Data untuk status ISPA, kondisi ruangan, keberadaan perokok, penggunaan obat anti nyamuk bakar dan keadaan sanitasi lingkungan diperoleh menggunakan ceklist.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa, balita yang menderita ISPA terbanyak dengan kategori sedang (42%), dimana kondisi ruangan dan keadaan sanitasi lingkungan masih berada dalam kategori kurang sehat, keberadaan perokok juga masih dalam kategori tinggi (84%), sedangkan penggunaan obat anti nyamuk bakar sudah banyak yang tidak menggunakan (58%).
Saran yang diajukan adalah perlunya peningkatan perilaku hidup sehat seperti peningkatan kegiatan penyuluhan oleh petugas kesehatan kepada masyarakat mengenai syarat rumah sehat sehingga tindakan pencegahan dapat dilakukan.
Rangkuman
Faktor Kondisi Ruangan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan diatas, sebagian besar termasuk dalam kategori cukup. Kondisi ruangan merupakan suatu tolak ukur terhadap keadaan ruangan apakah sirkulasi udaranya baik atau tidak.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Nindya dan Sulistyorini (2005) yang menjelaskan ada hubungan antara ventilasi ruangan dengan kejadian ISPA pada balita. Begitu juga hasil penelitian dari Sukamawa (2006).
Faktor Keberadaan Perokok
Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar masih dikatakan tidak patuh. Ini menunjukkan bahwa masih banyak orang tua yang merokok di dalam rumah danatau menggunakan obat anti nyamuk. Sehingga, asap tersebut akan berdampak pada balita.
Keberadaan anggota keluarga yang merokok sangat mempengaruhi kejadian ISPA pada balita.
Seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Winarni (2010), menjelaskan bahwa terdapat hubungan antara perilaku merokok orang tua dan anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah dengan kejadian ISPA pada BALITA di wilayah kerjaPuskesmas Sempor II.
Keadaan Sanitasi Lingkungan
Berdasarkan hasil penelitian diatas, dapat dilihat bahwa sanitasi lingkungan dari responden masih tergolong kurang. Ini menunjukkan bahwa keadaan sanitasi yang kurang akan mempengaruhi terjadinya ISPA.Lingkungan perumahan sangat berpengaruh terhadap terjadinya ISPA (Ranuh, 1997).
Menurut hasil penelitian Yusup (2005), menjelaskan bahwa ada hubungan antara sanitasi lingkungan dengan kejadian ISPA pada balita. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Sukamawa (2006), menjelaskan bahwa sanitasi rumah berpengaruh terhadap terjadinya ISPA pada balita.
File PDF Lengkap bisa di unduh pada tombol Download dibawah.