Aneurisma terjadi ketika dinding arteri melemah dan arteri mengembang secara berlebihan. Lebih khusus lagi, aneurisma ventrikel adalah tonjolan berisi darah yang terjadi akibat area jaringan yang melemah di dinding jantung.
Dalam kebanyakan kasus, aneurisma ventrikel terbentuk akibat kerusakan pembuluh darah jantung sebelumnya atau akibat kecacatan sejak lahir.
Image by Patrick J. Lynch, medical illustrator on wikimedia.org |
Aneurisma paling sering terjadi pada ventrikel kiri. Dampak yang paling parah adalah gangguan aliran darah ke jantung, gagal jantung dan kematian.
Penyebab
Aneurisma biasanya disebabkan oleh melemahnya dinding ventrikel akibat kerusakan serangan jantung. Penyebab lainnya adalah adanya kelainan genetik, namun kasus ini jarang terjadi.
Faktor resiko yang dapat menyebabkan aneurisma ventrikel meliputi:
- Usia : Sebagian besar aneurisma terjadi pada orang yang berusia diatas 65 tahun
- Jenis kelamin: Kejadian aneurisma lebih sering terjadi pada jenis kelamin pria dibandingkan dengan wanita.
- Riwayat keluarga : Orang dengan riwayat keluarga serangan jantung atau penyakit jantung lebih beresiko tinggi mengalami aneurisma ventrikel
- Kardiomiopati hipertropik: Kardiomiopati hipertropik biasanya merupakan hasil dari kondisi genetik yang menyebabkan sel-sel otot jantung membesar dan dinding ventrikel menebal, dan meningkatkan resiko aneurisma ventrikel
Tanda dan gejala
Aneurisme yang kecil sering tidak menimbulkan gejala. Pada kasus yang lebih besar dapat menimbulkan aritmia, nyeri dada, atau angina. Gejala lain yang muncul ketika pasien mulai mengalami gagal jantung adalah:
- Sesak nafas saat beraktifitas atau berbaring
- Kelelahan dan kelemahan
- Retensi cairan yang menyebabkan pembengkakan pada tungkai atau perut
- Palpitasi jantung
- Edema pulmoner
Pencegahan
Meskipun beberapa faktor risiko seperti usia dan keturunan tidak dapat dikontrol, ada beberapa cara untk mencegah aneurisma ventrikel, yaitu:
- Makan makanan yang menyehatkan jantung seperti batasi asupan garam, gula, dan lemak tidak sehat
- Latihan: latihan aerobik selama 30 menit minimal lima hari seminggu dapat membantu mencegah serangan jantung
- Tidak merokok atau berhentilah jika sudah terlanjur
- Tidak mengkonsumsi alkohol
- Minum obat sesuai resep jika memiliki tekanan darah tinggi, koleterol tinggi, diabetes melitus, kecemasan atau depresi.
- Lakukan pemeriksaan rutin jika termasuk dalam kelompok beresiko
Penanganan
- Perubahan gaya hidup --> Jika aneurisma kecil dan tidak terjadi penyempitan pembuluh darah yang signifikan, rekomendasi yang harus dilakukan adalah perubahan gaya hidup, membatasi aktifitas fisik, menghindari stres dan kelelahan, serta menjaga pola makan yang sehat untuk jantung agar dapat mengurangi resiko komplikasi yang terkait dengan aneurisma ventrikel dan mencegah aneurisma menjadi lebih besar.
- Statin --> Untuk membantu menurunkan kadar kolesterol
- Vasodilator --> Digunakan untuk melebarkan pembuluh darah, dan menurunkan tekanan darah
- Bedah rekonstruktif ventrikel
- Program rehabilitasi jantung
Intervensi Asuhan Keperawatan
- Jika terjadi takikardia ventrikular, pantau tekanan darah dan detak jantung. Jika terjadi takikardia ventrikular berlarut-larut, beri lidocaine I.V.
- Jika terjadi penghalangan (arrest) kardiak, lakukan Resusitasi Jantung Paru (cardlopulmoari resuscitation CPR) dan carilah bantuan, peralatan resusitatif, dan medikasi.
- Jika pasien mengalami gagal jantung, secara teliti pantaulah tanda vital, bunyi jantung, asupan dan output, keseimbangan cairan dan elektrolit, dan kadar nitrogen urea darah dan kreatinin.
- Karena bahaya embolisasi sistemik, seringkali pantaulah denyut nadi periferal dan warna serta suhu ekstremitas. Waspadai perubahan mendadak pada sensorium yang mengindikasikan embolisasi serebral dan tanda apa pun yang menunjukkan gagal jantung atau Infark Miokard progresif.
- Jika pasien masih sadar dan memerlukan kardioversi, beri diazepam I.V. seperlunya sebelum kardioversi. Jelaskan padanya bahwa kardioversi adalah prosedur penyelamat jiwa yang menyalurkan kejutan listrik singkat kepada jantung.
- Jika pasien diberi antiaritmik, periksa uji laboratoris yang sesuai. Sebagai contoh, jika ia diberi procainamide, periksa antibodi antinuklearnya, karena obat tersebut bisa menimbulkan gejala yang menyerupai gejala lupus eritematosus.
Jika pasien dijadwalkan menjalani reseksi, lakukan hal-hal sebagai berikut:
- Sebelum pembedahan, jelaskan mengenai perawatan postoperatif yang diperlukan dalam unit perawatan intensif (termasuk penggunaan alat-alat seperti pipa endotrakeal, ventilator, pemantauan hemodinamik, pipa dada, dan botol drainase).
- Setelah pembedahan, pantau tanda vital, asupan dan output pasien, bunyi jantung, dan tekanan arteri pulmoner. Lihat adakah tanda infeksi, misainya demam dan drainase purulen.
- Minta pasien melaporkan rasa pening atau sakit kepala, yang bisa mengindikasikan aritmia. Dorong ia mematuhi aturan obat :111, diberikan (bahkan saat malam hari) dan melihat adakah reaksi yang merugikan.
- Karena aritmia bisa menyebabkan kematian mendadak, sarankan keluarga pasien mengunjungi komunitas yang berbasis program pelatihan CPR.
- Beri dukungan psikologis pada pasien dan keluarganya.
Referensi:
- www.baptisthealth.com/heart-care/ventricular-aneurysme.
- Pamela.C.A.et.al.2008. Nursing: Understanding Disease. Lippincott William & Wilkins : Norristown Road.