Donor darah merupakan tindakan kemanusiaan sederhana yang berdampak besar dalam menyelamatkan nyawa. Setetes darah akan sangat bermakna bagi yang membutuhkan.
Namun, mendonorkan darah di masa pandemi covid seperti saat ini, kadang menimbulkan pertanyaan, seperti bolehkah melakukan donor darah setelah mendapatkan vaksin covid-19.
Photo by Vegasjon on wikimedia.org |
Seperti yang dikutip dari website resmi pemerintah covid19.go.id, bahwa penerima vaksin covid-19 dapat melakukan donor darah 1 atau 2 minggu setelah vaksinasi. Selain itu di sebutkan juga bahwa menerima darah dari orang yang sudah diberikan vaksin covid-19 aman dan tidak berbahaya.
Palang Merah Amerika (American Red Cross) juga melaporkan bahwa respon imun pendonor terhadap vaksin tidak akan terganggu dengan mendonorkan darah dan tidak mengurangi perlindungan antibodi terhadap virus COVID-19.
Palang Merah Amerika juga mengatakan bahwa menerima transfusi darah dari seseorang yang telah memiliki vaksin COVID-19 adalah aman.
Kelayakan Donor Darah
Seseorang bisa dengan aman mendonorkan darah setelah menerima vaksin COVID-19 selama merasa sehat. Menurut Palang Merah Amerika, darah juga dapat didonorkan di antara dosis vaksin pertama dan kedua selama penerima tidak mengalami efek samping dari vaksin, seperti nyeri otot, sakit kepala, atau demam.
Untuk orang yang mengalami efek samping vaksin, donor darah dapat dilakukan setelah efek samping hilang. Jadi jika tetap ingin mendonorkan darah, maka harus dilakukan penjadwalan ulang sampai gejala efek samping benar-benar hilang.
Orang yang Tidak diperkenankan untuk Donor Darah
Meskipun donor darah merupakan tindakan kemanusiaan yang sangat baik untuk membantu orang yang menghadapi situasi kesehatan kritis, beberapa kriteria tertentu menyebabkan seseorang tidak diperkenankan mendonorkan darah baik dalam jangka waktu sementara atau selamanya.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) beberapa kriteria yang tidak diperkenankan melakukan donor darah yaitu:
- Sedang sakit flu, sakit tenggorokan, pilek, atau infeksi lainnya
- Telah melakukan perawatan gigi minor, maka harus menunggu 24 jam sebelum donor darah.
- Telah bepergian ke negara dengan risiko tinggi terinfeksi nyamuk dalam waktu dekat ini.
- Terlibat dalam perilaku seksual berisiko dalam 12 bulan terakhir
- Dites positif HIV
- Pernah menggunakan narkoba, khusunya suntik
- Telah melahirkan dalam sembilan bulan terakhir
- Sedang menyusui
Jenis Donor Darah
Ada beberapa jenis donor darah yaitu darah utuh atu darah lengkap, plasma, dan trombosit. Setiap jenis memiliki persyaratan dan kelayakan spesifik tersendiri.
1. Donor Darah Lengkap
Darah lengkap mengandung sel darah merah, sel darah putih, trombosit, dan plasma. Donor darah lengkap dapat dilakukan setiap 56 hari. Sebagian negara mensyaratkan pendonor berusia 16 tahun atau lebih dengan Berat Badan minimal 55 Kg
2. Donor Trombosit
Trombosit adalah komponen pembekuan darah darah yang membantu tubuh menghentikan pendarahan ketika terluka. Donor trombosit bermanfaat bagi mereka yang menderita kanker, penyakit kronis, atau mengalami cedera traumatis.
3. Donor Plasma AB Elite
Darah AB adalah golongan darah universal untuk donor plasma. Palang Merah Amerika memperkirakan bahwa hanya 4% populasi yang memiliki golongan darah ini.
Selama donor plasma, mesin mengumpulkan plasma dari darah dan kemudian mengembalikan sel darah merah dan trombosit kembali ke tubuh. Plasma bermanfaat bagi penderita kanker, luka bakar, dan pasien trauma.
4. Donor Plasma Konvalesen
Pada awal pandemi, antibodi dari plasma yang disumbangkan yang diperoleh dari mereka yang pulih dari COVID-19 yang disebut sebagai plasma konvalesen. Plasma konvalesen dianggap bermanfaat dalam mengobati mereka yang terinfeksi aktif.
Menurut Palang Merah Amerika, orang yang telah divaksinasi tidak memenuhi syarat untuk menyumbangkan plasma konvalesen saat ini. Namun pada kasus tertentu, donor dibolehkan dengan tambahan syarat yaitu bahwa pendonor harus pernah terinfeksi covid-19 dan sudah dinyatakan kembali negatif atau sembuh.
Mengapa Donor Darah Itu Penting
Sampai saat ini tidak ada pengganti darah buatan, dokter mengandalkan donor darah untuk menyelamatkan nyawa sekitar 4,5 juta orang setiap tahun.
Transfusi darah digunakan dalam pembedahan, untuk cedera traumatis, pasien kanker, penyakit kronis, dan bagi mereka yang memiliki kelainan darah seperti anemia sel sabit dan hemofilia.
Fasilitas medis mengandalkan pasokan darah yang konsisten dari donor untuk memenuhi kebutuhan pasiennya dan untuk memastikan mereka siap menghadapi keadaan darurat.