Gizi buruk adalah kondisi ketidakseimbangan seluler antara pasokan nutrisi dan energi dengan kebutuhan tubuh untuk memastikan pertumbuhan, pemeliharaan, dan fungsi spesifik lainnya.
Menurut American Society for Parenteral and Enteral Nutrition (ASPEN) mendefinisikan Gizi buruk sebagai ketidakseimbangan antara kebutuhan dan asupan nutrisi, yang mengakibatkan defisit kumulatif energi, protein, atau mikronutrien yang dapat berdampak negatif pada pertumbuhan dan pengembangan.
Perempuan dan anak-anak adalah kelompok yang paling terkena dampak buruk. Seperempat hingga setengah wanita usia subur di Afrika dan Asia Selatan kekurangan berat badan, yang berkontribusi pada jumlah bayi berat lahir rendah yang lahir setiap tahun.
Image by https://www.myupchar.com/en on wikimedia org |
Kurang gizi atau gizi buruk secara global merupakan faktor risiko paling penting untuk penyakit dan kematian, berkontribusi terhadap lebih dari setengah kematian pada anak-anak di seluruh dunia. Gizi buruk anak juga dikaitkan dengan 54% kematian pada anak-anak di negara berkembang pada tahun 2001.
Keadaan gizi kurang dan buruk dapat menurunkan daya tahan tubuh terhadap penyakit, terutama penyakit infeksi yang mengganggu pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental dan jaringan otak yang akan mengurangi kualitas sumber daya manusia indonesia.
Pemerintah telah menetapkan beberapa kebijakan untuk meningkatkan status gizi menuju gizi baik, yaitu melalui penyuluhan gizi, penimbangan balita di posyandu, pemantauan status gizi dan survei, pemberian makanan tambahan (PMT) pada balita gizi kurang (Direktorat Gizi Depkes RI, 2009).
Peran dari semua pihak khususnya perawat dalam memberikan asuhan keperawatan semaksimal mungkin kepada anggota keluarga menderita penyakit gizi buruk. Peran perawat mencakup promotif dan preventif terutama dalam asuhan keperawatan keluarga, perawat sebagai fasilitator yang membantu keluarga memberikan asuhan keperawatan, karena perawat tidak dapat bekerja sendiri, oleh karena itu memerlukan peranan keluarga dalam membantu proses keperawatan keluarga yang sakit.
Gizi buruk dalam keluarga biasanya terjadi karena ketidakmampuaan keluarga mengenal masalah penyakit karena tingkat pendidikan keluarga yang rendah, Ketidakmampuan keluarga merawat atau menolong anggota keluarga yang menderita gizi buruk karena penghasilan atau ekonomi keluarga yang kurang, Ketidakmampuan keluarga menggunakan pelayanan fasilitas kesehatan untuk pemeriksaan.
Terkait dengan lima fungsi dasar keluarga, keluarga yang berperan baik akan dapat melakukan pemberian asupan makanan anak balita sesuai kebutuhannya, terutama orang tua khususnya ibu mempunyai andil yang besar.
Untuk Pembahasan yang lebih lengkap mengenai Askep Keluarga dengan Gizi Buruk, Makalah bisa di unduh melalui tombol download.