Diabetes melitus adalah gangguan sekresi insulin dan berbagai derajat resistensi insulin perifer yang menyebabkan hiperglikemia.
Gejala awal yang berhubungan dengan hiperglikemia antara lain polidipsia, polifagia, poliuria, dan penglihatan kabur. Komplikasi selanjutnya antara laian penyakit vaskular, neuropati perifer, nefropati, dan predisposisi infeksi.
Diagnosis ditegakan dengan mengukur glukosa plasma. Perawatan dan penatalaksanaan Diabetes melitus dilakukan dengan diet, olahraga, dan obat-obatan yang menurunkan kadar glukosa, termasuk insulin, obat antihiperglikemik oral, dan obat suntik non-insulin.
Photo by Rosmarie Voegtli on Flickr |
Komplikasi dapat dicegah dengan pengontrolan kadar glukosa darah yang adekuat.
Diabetes melitus terdiri dari 2 tipe, yaitu diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2. Kedua jenis diabetes ini dapat dibedakan dengan kombinasi ciri-cirinya.
Sebagai pelaksana asuhan keperawatan, Perawat harus memberikan informasi yang akurat dan terkini tentang kondisi pasien sehingga tim kesehatan dapat memberikan intervensi dan manajemen yang tepat.
Pada Asesmen Keperawatan, perawat harus menilai hal berikut untuk pasien dengan Diabetes Mellitus:
- Mengkaji riwayat pasien untuk menentukan ada tidaknya diabetes, penilaian riwayat gejala yang berhubungan dengan diagnosis diabetes, hasil pemantauan glukosa darah, kepatuhan terhadap diet yang ditentukan, farmakologis, dan rejimen olahraga, gaya hidup pasien, faktor budaya, psikososial, dan ekonomi, dan efek diabetes pada status fungsional harus dilakukan.
- Mengkaji kondisi fisik seperti tekanan darah pasien sambil duduk dan berdiri untuk mendeteksi perubahan ortostatik.
- Mengkaji indeks massa tubuh dan ketajaman visual pasien.
- Melakukan pemeriksaan kaki, kulit, sistem saraf dan mulut.
- Pemeriksaan laboratorium. HgbA1C, glukosa darah puasa, profil lipid, tes mikroalbuminuria, kadar kreatinin serum, urinalisis, dan EKG harus diminta dan dilakukan.
Beberapa masalah keperawatan yang sering muncul pada pasien diabetes melitus antara lain:
- Kadar glukosa darah tidak stabil berhubungan dengan resistensi insulin, gangguan sekresi insulin, dan destruksi sel beta.
- Resiko infeksi berhubungan dengan keterlambatan penyembuhan luka terbuka.
- Pengetahuan yang kurang berhubungan dengan ketidakbiasaan dengan informasi, kurangnya ingatan, atau salah tafsir.
- Risiko gangguan persepsi sensorik berhubungan dengan perubahan kimiawi endogen. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan keterlambatan penyembuhan luka.
- Perfusi jaringan perifer tidak efektif berhubungan dengan terlalu banyak glukosa dalam aliran darah