Sekitar usia 6 bulan, kebutuhan energi dan nutrisi bayi mulai melebihi apa yang disediakan oleh ASI, dan makanan pendamping diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Bayi pada usia ini juga secara perkembangan siap untuk menerima sumber nutrisi selain ASI. Transisi ini disebut sebagai pemberian makanan pendamping.
Jika makanan pendamping tidak diperkenalkan sekitar usia 6 bulan, atau jika diberikan secara tidak tepat, pertumbuhan bayi dapat terganggu.
Photo by USAID U.S. Agency for International Development on Flickr |
Untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan gizi bayi, makanan pendamping ASI harus:
Tepat waktu – artinya diberikan saat kebutuhan energi dan nutrisi melebihi apa yang dapat diberikan melalui ASI eksklusif
Memadai – artinya menyediakan energi, protein, dan zat gizi mikro yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi anak yang sedang tumbuh.
Aman – artinya disimpan dan disiapkan secara higienis, dan diberi makan dengan tangan bersih menggunakan peralatan bersih dan bukan botol dan dot
Diberi makan dengan benar – artinya diberikan sesuai dengan sinyal nafsu makan dan rasa kenyang anak, dan frekuensi makan serta pemberian makan sesuai dengan usia.
Orang tua harus jeli dan perhatian aktif dalam memberi makan bayi secara responsif terhadap petunjuk dan tanda anak mulai lapar dan juga mendorong anak untuk makan.
Kisaran usia target untuk makanan pendamping ASI adalah antara usia 6 sampai 23 bulan dengan tetap menyusui. Hal ini diakrenakan sebagian besar bayi sudah mencapai tahap perkembangan umum dan neurologis seperti mengunyah, menelan, pencernaan, dan ekskresi yang memungkinkan mereka untuk diberi makan lain selain ASI.
Makanan pendamping ASI dapat berupa makanan peralihan yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan nutrisi atau fisiologis bayi. Pemberian Makanan penunjang ini diharapkan dapat mengatasi kesenjangan antara energi harian dan kebutuhan nutrisi balita atau anak kecil dengan jumlah yang diperoleh dari menyusui.
Ketika bayi mencapai usia enam bulan, makanan pendamping harus dihaluskan atau dihaluskan dan pada tahap awal hanya diberikan beberapa sendok sehari. Ibu harus ingat untuk menjaga frekuensi menyusui agar tidak terjadi malnutrisi dan stunting.
Bayi juga harus diperkenalkan minum dari cangkir di usia sekitar enam bulan. Minuman yang diberikan harus melengkapi, bukan menggantikan ASI. Minuman buah dengan tambahan gula dan minuman manis lainnya bukanlah minuman bayi yang sesuai dan dapat menyebabkan masalah kesehatan.
Pada usia 12 bulan, bayi umumnya dapat makan sebagian makanan yang sama dengan yang dimakan oleh anggota keluarga lainnya, tentunya dengan modifikasi agar lebih mudah dan lebih aman untuk dikunyah dan ditelan.
Makanan yang mengandung bahaya tersedak tinggi seperti kacang-kacangan, anggur utuh, permen keras, potongan daging, keju, dan sayuran mentah harus dihindari sampai anak berusia setidaknya empat tahun.