Orang tua mungkin merasa lelah dan frustrasi ketika anak mengalami ledakan emosi, marah atau mengamuk. Namun hal ini sebenarnya tidak perlu dikhawatirkan. Anak-anak, terutama balita memiliki kecenderungan mengalami temper tantrum atau ledakan emosi sebagai bagian dari perkembangan normal mereka. Anak-anak boasanya mulai bisa mengatasi hal ini pada saat mereka memasuki prasekolah atau sekitar usia 4 tahun.
Apa Itu Tantrum
Tantrum adalah ketika seorang anak melampiaskan amarah dan frustrasinya baik secara fisik, verbal atau keduanya. Anak mungkin bertingkah, mengganggu, dan secara umum menunjukkan perilaku yang tidak menyenangkan. Biasanya, mereka bertindak seperti ini karena mereka menginginkan atau membutuhkan sesuatu yang tidak dapat mereka ungkapkan dengan kata-kata atau tidak terpenuhi.
Photo by Simon Kellogg on flickr |
Tantrum seringkali tidak proporsional dengan keadaan. Dengan kata lain, anak-anak bereaksi sangat keras terhadap situasi yang kemungkinan besar ringan. Misalnya, orang tua memberi tahu anak agar menyimpan mainan atau menolak permintaan camilannya. Ini dapat menyebabkan meronta-ronta, berteriak dan memukul.
Tantrum adalah bagian normal dari perkembangan anak. Hal ini terjadi ketika seorang anak belajar menjadi lebih mandiri. Tantrum paling sering terjadi antara usia 1 dan 4. Pada usia ini bisa terjadi setiap hari, biasanya akan berkurang ketika seorang anak mulai bersekolah. Pada usia ini, mereka lebih banyak berbicara, sehingga mereka dapat mengungkapkan kebutuhannya secara lisan.
Tantrum biasanya berlangsung antara 2 - 15 menit. Namun jika berlebihan dan berlangsung lebih dari 15 menit mungkin merupakan tanda masalah yang lebih serius. Jika anak Anda mengalami ledakan emosi dan tantrum yang berkepanjangan, bicarakan dengan penyedia layanan kesehatan, baik dengan dokter, perawat anak, atau layanan kesehatan lainnya.
Penyebab tantrum
Penyebab tantrum bisa meliputi:
Menginginkan perhatian.
Menginginkan sesuatu seperti hadiah atau mainan.
Menghindari melakukan sesuatu seperti membersihkan atau meninggalkan tempat bermain.
Rasa lapar
Kelelahan.
Penyebab utama amukan balita adalah konflik yang mereka rasakan. Mereka mencari kemerdekaan tetapi tetap menginginkan perhatian orang tua mereka. Dan mereka belum mengembangkan keterampilan mengatasi masalah untuk menghadapi emosi atau kekecewaan yang kuat. Mereka sering kali tidak memiliki keterampilan verbal untuk menjelaskan perasaan mereka, jadi mereka menunjukannya dengan emosi atau kemarahan.
Tantrum anak-anak bukanlah cerminan dari pola asuh yang buruk. Hal ini terjadi karena kepribadian anak dan situasi saat ini. Itu adalah bagian normal dari perkembangan anak.
Tanda Anak mengalami Tantrum
Merengek, menangis dan berteriak.
Menendang, memukul atau mencubit.
Memukulkan lengan dan kaki di tanah
Berguling guling
Tubuh menegang dan ekspresi marah.
Cara mengatasi tantrum pada anak
Cobalah strategi berikut selama periode tantrum pada anak:
a. Alihkan Perhatian
Jika merasakan anak mulai marah tetapi belum menjadi ledakan besar-besaran, cobalah untuk mengalihkan perhatian mereka. Tunjukkan sesuatu yang menarik atau libatkan mereka dalam suatu kegiatan.
b. Tetap tenang
Saat anak mulai mulai marah atau mengamuk, jangan mengancam, mengomel, atau berdebat dengan mereka. Melakukan hal itu hanya akan memperburuk periode tantrum mereka. Biarkan sampai diam dan tenang, lalu bicarakan dengan mereka tentang perilaku tersebut.
c. Abaikan tantrum
Ini menunjukkan kepada anak bahwa amukan tidak dapat diterima dan tidak akan membuat mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan.
d. Pastikan mereka tetap dalam pengawasan
Jika berada di tengah toko atau tempat umum lainnya, pastikan dapat melihat dan mengawasi anak dan mereka juga dapat melihat orang tua setiap saat. Jika merasa anak mungkin melukai diri sendiri atau orang lain, segera amankan.
e. Amankan
Singkirkan semua benda berbahaya di dekat mereka. Pertimbangkan untuk menggendong anak, agar mereka tidak melukai dirinya sendiri. Jika anak benar-benar di luar kendali, bawa mereka ke tempat yang aman sampai mereka tenang. Tempatkan mereka di ruangan yang jauh dari TV dan gangguan lainnya.
f. Jangan Menyerah atau berubah pikiran
Jika orang tua menyerah atau berubah pikiran lalu mengikuti kemauan anak, mereka akan belajar bahwa marah dan amukan membantu mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan. Jika tantrum terjadi di rumah dan anak dalam kondisi aman, orang tua bahkan dapat mencoba meninggalkannya dan pergi ke ruangan lain.
g. Jangan memukul anak atau tindakan fisik lainnya
Jika mengira dengan memukul anak akan mengajarkan mereka bahwa tindakan itu adalah sebagai pembelajaran atau hukuman. Hal itu tidak bisa dibenarkan. Bahkan anak mungkin bisa menganggap bahwa ini adalah perilaku yang dapat diterima karena orang tua yang melakukannya.
Sebaliknya, jelaskan pada mereka bahwa melakukan sesuatu yang menyakitkan, tidak diperbolehkan dengan alasan apapun.
Tindakan Setelah periode tantrum
Setelah kemarahan anak selesai, orang tua dapat melibatkan anak dalam percakapan tentang apa yang terjadi. Orang tua juga dapat mendiskusikan bagaimana mereka dapat menghentikan tantrum agar tidak terjadi lagi.
Beberapa hal yang bisa dilakukan:
a. Pujilah anak karena bisa menenangkan diri
Perkuat perilaku positif anak dan kemampuan baik yang lainnya. Anak-anak menyukai pengakuan atas perilaku yang baik. Memuji anak untuk perilaku yang baik akan meningkatkan kepercayaan diri dan membuat anak memahami perilaku yang diharapkan.
b. Akui perasaan mereka
Beri tahu anak bahwa orang tua memahami rasa kemarahannya. Tawarkan bantuan, Seringkali, anak-anak mencari perhatian, jadi mengakui mereka dapat membantu meredakan emosi mereka.
c. Ajari anak Anda untuk mengungkapkan emosi
Anak-anak sering kali tidak memiliki kosakata yang mereka butuhkan. Mereka tidak bisa menggambarkan kekecewaan, kecemburuan, atau kemarahan mereka.
Tantrum adalah cara mereka mengekspresikan perasaan. Beri mereka kata-kata yang mereka butuhkan untuk mengekspresikan diri mereka dengan cara yang lebih baik.
d. Ajari anak cara menangani emosi
Bantu mereka mencari cara untuk mengatasi masalah tanpa menjadi merah atau mengamuk. Mereka akan belajar bahwa mereka dapat menyelesaikan sendiri beberapa masalah mereka sehingga menjadi lebih mandiri dan menerapkan koping yang efektif dalam meredakan emosi.
e. Berikan contoh yang baik
Anak-anak meniru dan memperhatikan perilaku orang tua mereka. Contohkan strategi yang sehat saat kesal atau frustrasi. Maka Anak akan mulai mencontoh perilaku Anda sebagai orang tua.
Cara mencegah Tantrum
Orang tua kemungkinan besar tidak akan dapat menciptakan lingkungan yang bebas dari tantrum, karena itu adalah cara anak berkomunikasi dan merupakan bagian alami dari perkembangan. Tetapi orang tua dapat mengambil langkah-langkah untuk mengurangi frekuensi dan tingkat keparahan tantrum.
Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah tantrum antara lain:
a. Beri pilihan
Biarkan mereka memilih, dengan alasan. Misalnya, mereka bisa memilih antara dua pakaian atau dua camilan. Mampu memilih membantu anak merasa memegang kendali.
b. Mempersiapkan transisi
Masa transisi bisa jadi sulit bagi anak-anak. Cobalah untuk mempersiapkan mereka sebelumnya bahwa transisi akan datang sehingga mereka siap untuk itu. Dan transisi yang lebih besar membutuhkan lebih banyak persiapan. Misalnya, jika saudara baru akan datang atau akan pindah rumah, berikan banyak waktu untuk mempersiapkan diri.
c. Periksa makanan dan tidur
Terkadang, penyebab tantrum mungkin berasal dari kurangnya nutrisi dan waktu tidur. Pastikan anak anak makan makanan yang seimbang dan cukup tidur.
Kapan harus berkonsultasi ke layanan kesehatan atau tumbuh kembang ?
Hubungi penyedia layanan kesehatan anak jika:
Tantrum tidak berkurang atau menjadi lebih buruk setelah usia 4 tahun.
Anak melukai diri sendiri atau orang lain atau merusak properti saat mengalami tantrum.
Anak menahan napas saat mengalami tantrum.
Anak mengalami sakit kepala, sakit perut, dan kecemasan.
Anda merasa frustrasi dan tidak yakin bagaimana menangani tantrum dengan aman.
Kesimpulan
Tantrum adalah hal yang normal dari perkembangan anak. Balita sering marah,menangis, atau mengamuk rata-rata satu kali sehari. Marah sering terjadi karena anak ingin mandiri namun tetap mencari perhatian orang tua.
Anak kecil juga kurang memiliki keterampilan verbal untuk mengungkapkan perasaan mereka dengan kata-kata. Saat amarah meletus, cobalah untuk tetap tenang.
Akui emosi anak saat anak mulai tenang, bantu mereka mengungkapkan emosi tersebut dan temukan cara yang lebih baik untuk bereaksi terhadap kekecewaan dan emosi.
Jika anak mengalami tantrum yang berlangsung lebih dari 15 menit atau sangat kasar, konsultasilah dengan penyedia layanan kesehatan. Dan jika anak lebih dari 4 tahun dan masih sering mengalami tantrum, ada baiknya juga untuk berkonsultasi dengan Dokter atau penyedia layanan kesehatan dan tumbuh kembang.
Referensi:
1. Laura L , et.al. Temper Tantrum. Contiuniting Educational Activity. StatPerals
2. Cleveland Clinic. Temper Tantrum
3. Merck Manual. 2020. Temper Tantrum