Penyakit radang panggul atau Pelvic inflammatory disease (PID) didefinisikan sebagai peradangan pada saluran genital bagian atas akibat infeksi pada wanita. Penyakit ini bisa mempengaruhi rahim, saluran tuba, dan ovarium. Penyakit radang panggul biasanya merupakan infeksi menyebar ke atas dari saluran genital bawah. Tulisan ini akan mengulas tinjauan medik dan askep radang panggul mulai penyebab, sampai intervensi pada pemberian asuhan keperawatan.
Gambar by BruceBlaus. on wikimedia.org |
Penyakit Radang Panggul, Konsep Medik dan Askep
Definisi
Radang Panggul atau pelvic inflammatoty disease (PID) merupakan infeksi apa pun yang akut, subakut, rekuren, atau kronis di oviduk dan ovarium, dengan melibatkan jaringan yang berdekatan.
Radang panggul meliputi inflamasi serviks (servisitis), uterus (endometritis), tuba falopi (salpingitis), dan ovarium (ooforitis), yang bisa meluas ke jaringan ikat yang terletak antara ligamen luas (parametritis).
Bakteri paling umum yang ditemukan dalam mukus servikal adalah stafilokokus, streptokokus, difteroid, klamidiae, dan koliforms, termasuk Pseudomonas dan Eschericbta coli.
Infeksi uterin bisa disebabkan oleh satu atau beberapa dari organisme tersebut atau bisa mengikuti multiplikasi bakteri yang normalnya tidak patogenik dalam lingkungan endometrial yang berubah.
Diagnosis dan penanganan dini mencegah kerusakan sistem reproduksi. Radang panggul yang tidak ditangani bisa menyebabkan infertilitas dan mengakibatkan septikemia, emboli pulmoner, dan syok yang berpotensi fatal.
Epidemiologi
Di negara amerika, prevalensi penyakit radang panggul yang dilaporkan adalah 4.4% di antara 1.171 wanita usia reproduksi dalam Survei Pendidikan Kesehatan dan Gizi Nasional (NHANES) 2013-2014. Oleh karena itu sekitar 2,5 juta wanita berusia 18–44 tahun secara nasional telah didiagnosa mengalami penyakit radang panggul dalam hidup mereka (95% CI = 1,8–3,2 juta). CDC memperkirakan bahwa lebih dari 1 juta wanita mengalami episode penyakit radang panggul setiap tahun.
Tidak ada data internasional khusus yang tersedia untuk kejadian PID di seluruh dunia. Namun, pada tahun 2005, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa sekitar 448 juta kasus baru IMS yang dapat disembuhkan terjadi setiap tahun pada individu berusia 15-49 tahun.
Di seluruh dunia, WHO telah memperkirakan bahwa IMS masuk dalam 5 kategori penyakit teratas yang membutuhkan perawatan pada wanita dewasa. Wanita di negara-negara miskin, terutama di Afrika sub-Sahara dan Asia Tenggara, mengalami peningkatan angka komplikasi dan gejala sisa.
Tingkat tahunan penyakit radang panggul di negara-negara berpenghasilan tinggi telah dilaporkan sekitar 10-20 per 1000 wanita usia reproduksi. Upaya kesehatan masyarakat yang dilaksanakan di Skandinavia untuk menurunkan prevalensi IMS cukup efektif dalam menurunkan kejadian penyakit radang panggul.
Penyebab
Penyebab penyakit radang panggul adalah infeksi ascending dari serviks. Sekitar 85% kasus infeksi disebabkan oleh bakteri menular seperti Neisseria gonorrhoeae atau Chlamydia trachomatis. Sekitar 10% sampai 15% wanita dengan endoserviks N. gonorrhoeae atau C. trachomatis akan berkembang menjadi penyakit radang panggul.
Biasanya, penyakit radang panggul akibat gonore lebih parah daripada penyebab lain. Radang panggul karena klamidia cenderung tidak menimbulkan gejala, dan sering menyebabkan gejala subklinis. Radang panggul subklinis memang memilki sedikit gejala bahkan tidak ada gejala sama sekali, tetapi dapat memiliki konsekuensi jangka panjang yang merugikan.
Mikroba serviks lainnya seperti Mycoplasma genitalium, diduga juga berkontribusi terhadap penyakit ini. Selain itu, patogen yang bertanggung jawab untuk vaginosis bakteri seperti spesies Peptostreptococcus, spesies Bacteroides. Patogen pernapasan seperti Haemophilus influenza, Streptococcus pneumonia, Staphylococcus aureus. Dan patogen enterik seperti Escherichia coli, Bacteroides fragilis, grup B Streptococci, diduga juga terlibat dalam Penyakit radang panggul akut. Jenis bateri ini menyumbang sekitar 15% dari kasus secara keseluruhan.
Tanda dan gejala
Tanda dan gejala yang muncul pada penyakit radang panggul tergantung pada tingkat keparahan infeksi, pasien bisa menunjukkan gejala demam, mual muntah, dan nyeri panggul serta perut yang parah.
Radang Panggul gonokokus dianggap memiliki onset penyakit dengan gejala yang lebih toksik daripada nongonokokus. Infeksi terkait gonore dan klamidia lebih cenderung menyebabkan gejala menjelang akhir menstruasi dan dalam 10 hari pertama setelah menstruasi.
Nyeri perut bagian bawah biasanya muncul, biasanya digambarkan sebagai tumpul atau kram bilateral, dan konstan. Keluhan nyeri biasanya dimulai beberapa hari setelah permulaan periode menstruasi.
Gejala keputihan abnormal terjadi pada sekitar 75% kasus radang panggul. kejadian pervaginam yang tidak terduga sering terjadi setelah koitus, dilaporkan pada sekitar 40% kasus. Mual muntah bermanifestasi di akhir perjalanan klinis penyakit. Keadaan uterus abnormal terjadi pada lebih dari sepertiga pasien.
Patofisiologi
Sebagian besar kasus penyakit radang panggul terjadi dalam 2 tahap. Tahap pertama adalah masuknya infeksi yang sering ditularkan dan mungkin tanpa gejala. Tahap kedua adalah naiknya mikroorganisme dari organ reproduksi bagian bawah atau leher rahim ke saluran genital bagian atas dengan infeksi dan peradangan pada struktur ini.
Mekanisme bagaimana mikroorganisme naik dari saluran genital bawah tidak jelas. Penelitian menunjukkan bahwa beberapa faktor mungkin terlibat. Meskipun lendir serviks memberikan penghalang fungsional terhadap penyebaran ke atas, efektifitas penghalang ini dapat berkurang karena adanya peradangan dan oleh perubahan hormonal yang terjadi selama ovulasi dan menstruasi.
Selain itu, pengobatan antibiotik IMS dapat mengganggu keseimbangan flora endogen di saluran genital bawah, menyebabkan organisme yang biasanya nonpatogen tumbuh berlebihan dan naik. Pembukaan serviks selama menstruasi, bersama dengan aliran menstruasi retrograde, juga dapat memfasilitasi naiknya mikroorganisme.
Pada saluran genital bagian atas, sejumlah faktor mikroba dan host tampaknya mempengaruhi tingkat peradangan yang terjadi,dan dengan demikian jaringan parut akan berkembang. Peradangan ini tampaknya diperantarai oleh komplemen, dapat meningkat intensitasnya dengan infeksi berikutnya.
Peradangan dapat meluas ke struktur parametrium yang tidak terinfeksi, termasuk usus. Infeksi dapat meluas melalui rembesan bahan purulen dari saluran tuba atau melalui penyebaran limfatik di luar panggul dan bisa menyebabkan peritonitis akut dan perihepatitis akut (sindrom Fitz-Hugh−Curtis).
Penyakit radang panggul jarang terjadi pada kehamilan, namun korioamnionitis dapat terjadi pada 12 minggu pertama kehamilan, sebelum sumbatan lendir mengeras dan menutup rahim dari bakteri asenden. Infeksi uterus biasanya terbatas pada endometrium tetapi mungkin lebih invasif pada uterus gravid atau postpartum.
Uji diagnostik
Pewarnaan Gram pada sekresi dari endoserviks, pengujian kultur dan sensitivitas membantu pemilihan antibiotik yang sesuai. Sekresi uretral dan rektal juga bisa dijadikan kultur.
Ultrasonografi, magnetic resonance imaging, atau computed tomography scan digunakan untuk mengidentifikasi gumpalan adneksal atau uterin.
Kuldosentesis dilakukan untuk mendapatkan cairan atau pus peritoneal untuk pengujian kultur dan sensitivitas.
Protein C-reaktif, yaitu tes darah untuk mendeteksi inflamasi, sangat sensitif dalam mendeteksi PID dan membantu diagnosis.
Komplikasi
Penyakit radang panggul yang tidak diobati dapat menyebabkan jaringan parut dan kumpulan cairan atau abses yang berkembang di saluran tuba dan merusak organ reproduksi. Komplikasi mungkin timbul antara lain:
Kehamilan ektopik
Penyakit radang panggul adalah penyebab utama kehamilan tuba (ektopik). Pada kehamilan ektopik, sel telur yang telah dibuahi tidak dapat melewati tuba falopi untuk ditanamkan di dalam rahim. Kehamilan ektopik dapat menyebabkan perdarahan masif yang mengancam jiwa dan memerlukan pembedahan darurat.
Infertilitas
Sekitar satu dari delapan wanita dengan penyakit radang panggul menjadi tidak subur dan tidak dapat hamil. Menunda pengobatan untuk penyakit radang panggul secara dramatis meningkatkan risiko infertilitas. Penyakit radang panggul dapat merusak organ reproduksi dan menyebabkan kemandulan atau infertilitas.
Nyeri panggul kronis
Hingga setengah dari wanita dengan penyakit radang panggul simtomatik mengalami nyeri panggul kronis yang dapat berlangsung selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Jaringan parut di saluran tuba dan organ panggul lainnya dapat menyebabkan rasa sakit yang biasa terjadi selama berhubungan, olahraga, dan ovulasi.
Pengobatan
Pemberian obat antibiotik dilakukan setelah spesimen kultur didapatkan dan dievaluasi kembali jika hasil uji laboratoris telah tersedia, biasanya setelah 24 sampai 48 jam.
Penanganan bagi pasien rawat jalan meliputi cefotriaxone (Rocephin) masing-masing aturan dosis diberikan dengan doksisiklin (Vibramycin) selama 14 hari. Penanganan bagi pasien rawat inap adalah doksisiklin saja atau kombinasi clindamycin dan gentamycin.
Abses pelvis membutuhkan drainase. Abses yang mengalami ruptur bisa membahayakan jiwa. Jika komplikasi ini terjadi, pasien bisa memerlukan histerektomi abdominal total dengan salpingo-ooforektomi bilateral.
Intervensi Asuhan Keperawatan (Askep)
Intervensi pada Askep penyakit radang panggul antara lain:
- Setelah menetapkan bahwa pasien tidak memiliki alergi obat, beri antibiotik dan analgesik seperlunya.
- Jika pasien demam, pantau asupan dan output cairan untuk melihat adakah tanda dehidrasi.
- Lihat adakah rigiditas dan distensi abdominal, yang kemungkinan merupakan tanda peritonitis yang berkembang.
- Lakukan perawatan perineal jika ada drainase vaginal secara rutin
- Untuk mencegah rekurensi, jelaskan sifat dan keseriusan PID, dan dorong pasien mematuhi aturan penanganan.
- Tekankan pentingnya pemeriksaan untuk pasangan pasien dan bila perlu tangani ia jika ia menderita infeksi.
- Karena PID bisa menyebabkan hubungan intim terasa menyakitkan, sarankan pasien berkonsultasi dengan praktisinya mengenai aktivitas hubungan intim.
- Untuk mencegah infeksi akibat prosedur ginekologis minor, misalnya dilatasi dan kuretase, minta pasien segera melaporkan demam, peningkatan keluaran vaginal, atau nyeri apa pun. Setelah prosedur semacam ini, minta ia tidak melakukan douching dan tidak berhubungan intim selama setidaknya 7 hari.
Referensi:
- Jennings LK, Krywko DM. 2021. Pelvic Inflammatory Disease. StatPearls Publishing. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK499959/
- Kristi A Tough D. 2021. Pelvic Inflamatory Disease. Med Scape. https://emedicine.medscape.com/ article/ 256448- overview
- Valencia Higuera &Deborah Weatherspoon RN. 2019. Pelvic Inflamatory Disease (PID).Health Line
- RN Pedia. N.D. Pelvic Inflamatory Disease. https://www.rnpedia.com/ nursing-notes/ medical-surgical-nursing-notes/ pelvic-inflammatory-disease-pid/
- Nursing. Seri Untuk Keunggulan Klinis (2011). Menafsirkan Tanda dan Gejala Penyakit. Jakarta: PT Indeks