Supervisi merupakan suatu kegiatan pembinaan yang terencana dalam rangka membantu staff keperawatan agar bisa melakukan fungsi mereka secara efektif.
Selain itu, supervisi juga berfungsi untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk memastikan bahwa sumber daya digunakan dengan cara yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan (Asmuji,2013).
Supervisi Keperawatan
Manfaat dan Tujuan Supervisi Keperawatan
Apabila supervisi dilaksanakan dengan baik dan fungsi supervisi dalam suatu organisasi dikerjakan secara tepat maka akan memperoleh banyak manfaat, yakni (Simamora, 2012) :
- Dapat mengetahui sejauh mana kegiatan program sudah dilaksanakan oleh staf, apakah sudah sesuai dengan rencana kerja, apakah sumber dayanya (staf, sarana, dana, dan sebagainya) sudah berdayakan.
- Dapat mengetahui adanya penyimpangan pada pemahaman staf dalam melaksanakan tugasnya.
- Dapat mengetahui pemanfaatan waktu dan sumber daya lainnya tercukupi dan dimanfatkan secara efisien
- Dapat mengetahui penyebab terjadinya penyimpangan.
- Dapat mengetahui staf yang perlu diberikan peltihan, penghargaan, atau di promosikan..
Menurut Nursalam (2009) Tujuan supervisi adalah memberikan bantuan kepada bawahan secara langsung, sehingga bawahan memiliki bekal yang cukup untuk dapat melaksanakan tugas atau pekerjaan dengan hasil yang baik.
Kompetensi Supervisor Keperawatan
Menurut ( Danim, 2004; Wibowo, 2009) kompetensi yang harus dimiliki seorang supervisor meliputi:
- Pengetahuan ---> Merupakan pintu masuk seseorang untuk dapat bekerja dengan baik. Seorang manajer harus memiliki pengetahuan yang cukup agar bisa lebih sukses.
- Kompetensi Enterpreneurial ---> Kompetensi supervisor meliputi orientasi efisiensi suatu keinginan untuk mendapatkan dan melakukan pekerjaan yang lebih baik.
- Kompetensi intelektual ---> Kompetensi intelektual adalah bagaimana supervisor dapat berpikir logis. Kemampuan ini dapat dilihat dari kemampuan supervisor mencari penyebab dari suatu kejadian dan Keterampilan mendiagnosa yang mencakup kemampuan mengaplikasikan konsep dan teori ke dalam situasi dan kondisi kehidupan nyata.
- Kemampuan Sosioemosional ---> Kemampuan sosioemosional dan kepercayaan diri, membantu mengembangkan rasa tanggung jawab, Menanamkan kedisiplinan, membantu, serta memberikan arahan pada staff yang memerlukannya.
- Kompetensi berinteraksi ---> Kemampuan dalam berinteraksi dengan orang lain mencakup kepercayaan diri, pengembangan diri, memperhatikan dan mempelajari semua perilaku atau respon terhadap kebijakan atau keputusan organisasi serta mengelola proses kelompok,dapat memberikan inspirasi, mampu bekerja sama dan dapat mengkoordinasi semua kegiatan di dalam kelompoknya.
- Kemampuan Teknis ---> Kemampuan menerapkan pengetahuan teoritis ke dalam tindakan-tindakan praktis,Kemampuan melaksanakan tindakan sesuai pengetahuan dan teori sebelumnya, memecahkan masalah, atau kemampuan menyelesaikan tugas.
Pelaksana Supervisi Asuhan Keperawatan
Supervisi keperawatan dilaksanakan oleh personil atau bagian yang bertanggung jawab antara lain:
- Kepala ruangan memiliki tanggung jawab mensupervisi pelayanan asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien berdasarkan proses keperawatan.
- Pengawas perawatan: Pengawas yang memiliki tugas dan tanggung jawab terhadap pelayanan keperawatan yang dilaksanakan pada unit dibawahnya secara struktural.
- Kepala bidang keperawatan: Merupakan manajer tertinggi dalam struktur pelayanan fungsional keperawatan. berhak melaksanakan supervisi baik secara langsung atau tidak langsung.
Bentuk Supervisi Asuhan Keperawatan
Salah satu model supervisi klinik adalah model academic. Model ini diperkenalkan oleh Farington. Kegiatan supervisor dalam supervisi model klinik akademik, meliputi:
- Kegiatan Educative: Kegiatan educative adalah kegiatan memberikan pelajaran atau tutorial dari supervisor kepada perawat pelaksana.
- Kegiatan supportive: Kegiatan supportive dirancang untuk memberikan dukungan kepada perawat agar dapat memiliki sikap yang saling mendukung di antara perawat sebagai rekan kerja profesional.
- Kegiatan managerial: Kegiatan dan penataan dilakukan dengan melibatkan perawat dalam peningkatan dan perbaikan SOP.
Sasaran Supervisi Asuhan Keperawatan
Yang menjadi sasaran supervisi adalah individu bawahan dan tugas jobdesk yang dikerjakan oleh bawahan. Supervisi terhadap hasil pekerjaan disebut supervisi langsung, dan supervisi terhadap palaksana pekerjaan disebut supervisi tidak langsung. Tujuan utama supervisi adalah agar bawahan bisa meningkatkan kinerjanya.
Sasaran yang harus dicapai dalam pelaksanaan supervisi antara lain: pelaksanaan tugas keperawatan, penggunaan alat yang efektif dan ekonomis, system dan prosedur yang tidak menyimpang, pembagian tugas dan wewenang, penyimpangan/ penyelewengan kekuasaan, kedudukan dan keuangan.
Tehnik Supervisi Asuhan Keperawatan
Teknik supervisi dibedakan menjadi dua, supervisi langsung dan tak langsung.
- Teknik Supervisi Secara Langsung ---> Supervisi yang di lakukan untuk melihat kegiatan bawahan secadar langsung.
- Secara Tidak Langsung ---> Supervisi tidak langsung adalah supervisi yang dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan.
Prinsip Supervisi Asuhan Keperawatan
Prinsip¬ prinsip suvervisi harus memenuhi syarat antara lain didasarkan atas hubungan professional dan bukan hubungan pribadi, kegiatan harus direncanakan secara matang, bersifat edukatif, memberikan perasaan aman pada perawat pelaksana dan harus mampu membentuk suasana kerja yang demokratis.
Supervisi harus dilakukan secara objektif dan mampu memacu terjadinya penilaian diri (self evaluation), bersifat progresif, inovatif, fleksibel, dapat mengembangkan potensi atau kelebihan masing-masing orang yang terlibat, bersifat kreatif dan konstruktif dalam mengembangkan diri disesuaikan dengan kebutuhan, dan supervisi harus dapat meningkatkan kinerja bawahan untuk meningkatkan kualitas (Nursalam, 2009).
Kegiatan Rutin Supervisor
Kegiatan dalam supervisi adalah sebagai berikut:
- Persiapan: Kegiatan ini meliputi ---> Menyusun jadwal supervisi, Menyiapkan materi supervisi termasuk format supervisi dan pedoman, dan yang terakhir adalah Mensosialisasikan rencana supervisi.
- Pelaksanaan supervisi ---> Kegiatan kepala ruangan (supervisor) meliputi : Mengucapkan salam pada perawat yang disupervisi, Membuat kontrak waktu supervisi pendokumentasian dilaksanakan, Bersama perawat mengidentifikasi kelengkapan pendokumentasian untuk masing-masing tahap, Mendiskusikan pencapaian yang telah diperoleh perawat dalam pedokumentasian asuhan keperawatan, Mendiskusikan pencapaian yang harus ditingkatkan pada masing-masing tahap, Memberikan arahan pendokumentasian asuhan keperawatan, Mencatat hasil supervisi.
- Evaluasi ---> Kegiatan meliputi: penilaian respon perawat terhadap pendokumentasian, pemberian reinforcement dan Menyampaikan rencana tindak lanjut
Frekuensi Supervisi
Menurut Nursalam (2009) dalam melakukan supervisi yang tepat, supervisor harus bisa menentukan kapan dan apa yang perlu dilakukan supervisi dan bantuan. Sepanjang kontrol/supervisi penting, bergantung pada bagaimana staf melihatnya:
- Overcontrol ---> Kontrol yang terlalu berlebihan akan merusak delegasi yang diberikan sehingga staf tidak akan dapat memikul tanggung jawabnya.
- Undercontrol ---> Kurangnya kontrok akan berakibat buruk terhadap delegasi, dimana akan menurunkan produktifitas terhadap tugas-tugas yang telah dilimpahkan.
Model Supervisi Asuhan Keperawatan
- Model konvensional ---> Model supervisi dilakukan melalui inspeksi langsung untuk menemukan masalah dan dalam pemberian asuahan keperawatan.
- Model ilmiah ---> Supervisi yang dilaksanakan secara terstruktur dan berkesinambungan dengan metode pendekatan yang berkesinambungan mengikuti prosedur, instrumen dan standar supervisi yang baku, serta penggunaan data yang objektif.
- Model klinis ---> Supervisi model klinis bertujuan untuk membantu mengembangkan profesionalisme perawat pelaksana dalam memberikan asuhan keperawatan.
- Model artistic ---> Supervisi dilakukan untuk menciptakan rasa aman dengan pendekatan personal agar dapat diterima oleh bawahan.
Penutup
Dibentuknya supervisi manajemen keperawatan rumah sakit bertujuan untuk mencapai salah satu tujuan manajemen keperawatan yakni menciptakan kepuasan bagi seluruh pihak yang terlibat (manajer keperawatan, staf, dan pelaksana keperawatan, pasien dan keluarga).
Dengan adanya supervisi diharapkan seorang manajer dapat menemukan berbagai kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan manajemen keperawatan di ruangan melalui analisis yang komprehensif bersama-sama dengan anggota perawat secara efektif dan efisien. Kegiatan supervisi dapat meningkatkan kualitas atau mutu pelayanan keperawatan yang menjadi fokus dan menjadi tujuan utama dibentuknya rumah sakit.
Saat ini supervisi manajemen keperawatan belum sepenuhnya dilaksankan pada pelayanan rumah sakit. Hal tesebut memberikan pengaruh terhadap motivasi kerja perawat dan staf kerja rumah sakit itu sendiri, sehingga pelayanan kesehatan yang diberikan menjadi kurang optimal.