Obat adalah suatu zat kimia atau senyawa yang berpengaruh terhadap sel hidup. Obat dalam dosis yang layak dapat memperbaiki fungsi fisiologis tubuh dengan mencegah, mengurangi, menghilangkan, dan menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan pada manusia dan hewan.
Penggunaan obat juga bisa bertujuan untuk diagnosis, profilaksis (pencegahan), terapiutik (untuk menyembuhkan atau mengobati), rehabilitasi, dan meningkatkan status kesehatan.
Bentuk sediaan obat bisa berupa jenis padat, semi padat, dan cair. Obat Padat terdiri dari serbuk, granul, dan tablet. Sediaan semi padat bentuknya seperti salep, pasta, krim, dan Gel. Sedangkan sediaan cair biasanya berupa larutan dan campuran yang mengandung beberapa jenis zat kimia.
Pemberian obat bisa dilakukan dengan berbagai cara. setiap cara memiliki keuntungan dan kerugian. Berikut cara pemberian obat beserta keuntungan dan kerugiannya.
Pemberian Obat Per Oral
Keuntungan cara pemberian obat ini adalah mudah, aman dan murah. Namun cara pemberian obat peroral hanya bisa dilakukan pada pasien yang masih sadar dan mau bekerjasama.
Selain itu, pemberian obat per oral memiliki beberapa kerugian yaitu:
- Efek terapiutik obat membutuhkan waktu, karena harud diserap dulu pada saluran pencernaan, dalam hal ini penyerapan biasanya terjadi di usus halus (duodenum)
- Bisa terjadi iritasi pada saliuran pencernaan. Obat-obat tertentu memiliki efek terhadap saluran pencernaan, misalnya obat-obat yang berbahan asam, bisa mempengaruhi kondisi keasaman lambung.
- Perlu kerjasama dengan pasien. Tidak bisa diberikan pada pasien yang mengalami penurunan kesadaran.
- Kurang disukai karena sebagian besar sediaan obat oral rasanya tidak enak.
Pemberian Obat Parenteral
Keuntungan dari metode ini adalah efek yang tombul lebih cepat dan teratur. Dapat diberikan kepada pasien yang tidak kooperatif, tidak sadar, atau muntah muntah. Selain itu, metode parenteral sangat berguna dalam keadaan darurat.
Kerugian dari metode pemberian obat parenteral adalah:
- Harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten, yaitu dokter, perawat, atau bidan.
- Dibutuhkan kondisi Aseptik
- Menimbulkan rasa nyeri
- Tidak ekonomis
- Pemberian obat kurang aman, karena jika sudah disuntikan kedalam tubuhtidak bisa dikeluarkan lagi jika ada kesalahan.
a. Intra Vena (IV)
b. Intra Muscular (IM)
c. Subcutan (SC)
d. Intra Cutan (IC)
e. Metode parenteral lain
Pemberian Obat Topikal / Lokal
Pada kondisi normal, tidak banyak jenis obat yang bisa menembus kulit dalam keadaan utuh sehingga pemberian obat topikal hanya bisa dilakukan pada jenis obat tertentu. Jumlah obat yang diserap tergantung pada luas permukaan kulit yang kontak dengan bahan obat dan kelarutannya obat dalam jaringan lemak.
Pemberian obat topikal biasanya diperuntukan untuk penyakit-penyakit diluar tubuh dan memberikan efek hanya pada daerah yang diberi obat.
Pemberian Obat Oromucosal
a. Sub Lingual
Keuntungan metode Sublingual adalah efek obat akan terasa lebih cepat. Kemungkinan kerusakan obat pada saluran cerna dan metabolismenya di dinding usus dan hati dapat dihindari. Selain itu, kemungkinan obat di inaktifkan oleh hati tidak terjadi. Obat bisa langsung masuk melalui selaput bawah lidah langsung ke dalam aliran darah sehingga efek terapi yang diinginkan lebih cepat tercapai.
Kerugian metode sublingual adalah kurang praktis karena untuk digunakan terus menerus dapat merangsang selaput lendir mulut. Selain itu hanya dapat digunakan pada obat yang bersifat lipofil.
Inidikasi metode ini adalah diberikan pada pasien yang membutuhkan efek obat yang cepat bereaksi seperti pada penyakit jantung, dan diberikan jika obat dapat rusak pada asam lambung.
b. Bucal
Pemberian Obat Inhalasi
Keuntungan metode pemberian obat dengan cara inhalasi adalah absorbsi/penyerapan terjadi lebih cepat karena permukaan absorbsinya lebih luas, kadar obat dapat terkontrol, tidak mengalami metabolisme lintas pertama di hati, dan dapat diberikan langsung kepada bronkus.
Kerugian metode ini adalah lebih sulit dilakukan karena memerlukan alat khusus, sukar mengatur dosis dan sering mengiritasi paru. Ada 3 jenis pemberian secara inhalasi yaitu Metered dose inhaler (MDI), Dry powder Inhaler (DPI) dan Nebulizer.
Pemberian obat dengan metode inhalasi biasanya dilakukan pada penyakit penyakit saluran pernafasan yang membutuhkan efek cepat.
Pemberian Obat Perektal
Pemberian obat ini dilakukan dengan cara memasukan ke rektal. Bentuknya berupa obat supositoria dan Clysma (obat pompa untuk huknah). Bisa juga dioleskan pad permukaan rektal berupa salep.
Keuntungan metode ini adalah kerja obatnya cepat dan bisa bersifat lokal maupun sistemik. Baik sekali untuk obat yang rusak oleh asam lambung. Diberikan untuk mencapai dosis terpiutik yang cepat dan tepat. Efek sistemiknya lebih cepat dan lebih besar bila dibandingkan dengan metode pemberian per oral.
Kerugian metode ini adalah timbulnya rasa tidak nyaman pada psien. Bisa juga terjadi absorbsi/penyerapan yang tidak maksimal. Inidikasi metode ini adalah diberikan jika obat dapat rusak pada asam lambung.