Sistem reproduksi diperlukan untuk keselamatan dan keberlangsungan spesies, termasuk dalam hal ini manusia baik pria maupun wanita. Hanya melalui sistem reproduksi, blueprint genetik kompleks setiap spesies dapat bertahan di dunia ini.
Reproduksi sendiri adalah suatu proses transmisi genetik dar satu generasi ke generasi berikutnya, melalui proses ini diturunkan sifat-sifat dari suatu spesies baik sifat umum maupun sifat khusus yang melekat pada spesies yang bersangkutan.
Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi Pria
Untuk memudahkan pemahaman mengenai Anatomi Fisiologi Sistem reproduksi Pria, organ reproduksi dibagi menjadi 2 bagian yaitu organ reproduksi bagian dalam dan Organ Reproduksi bagian luar.
Organ Bagian Luar
Penis
Penis adalah organ sistem reproduksi pria yang berfungsi untuk tempat keluar urine, semen serta sebagian organ kopulasi. Untuk sebagian besar waktunya, penis tergantung antara kedua paha, tergantung ke bawah di depan scrotum. Penis memanjang pada ujung distalnya membentuk bangunan seperti buah jati Belanda, yang disebut glans penis.
Penis tersusun atas tiga batang seperti spons yang bersifat erektil dan kaya akan pembuluh darah. batang-batang spongiosa ini dilapisi oleh selubung jaringan fibrosa yang kuat dan selanjutnya diluarnya tertutup oleh kulit yang merupakan lanjutan kulit pada scrotum dan selangkang (inguinal).
Kulit yang menutupi glans penis melipat ke belakang untuk membentuk preputium, kecuali pada bayi yang preputiumnya masih melekat pada glans penis. Lipatan kulit inilah yang dibuang saat operasi sirkumsisi (khitan).
Penis dilalui oleh sebagian dari urethra yang bekerja sebagai jalannya spermatozoa maupun untuk ekskresi urin. Suatu otot sphincter kecil mencegah masuknya spermatozoa ke dalam vesica urinaria dan mencegah keluarnya spermatozoa dan urin secara bersama-sama.
Ereksi penis penting untuk proses pembuahan, dan hanya terjadi dalam reaksinya terhadap rangsangan. Otot-otot dasar pelvis (bulbocavernosus dan ischiocavernosus) ikut berperan pada ereksi, tetapi sebagian besar ereksi ini disebabkan oleh perubahan pada ketiga jaringan batang spongiosa tadi.
Pembuluh-pembuluh darah yang terdapat di dalam batang spongiosa sangat mengalami dilatasi dan cepat terisi dan digelembungkan oleh darah apabila sebagai respon terhadap rangsangan yang menyebabkan saraf-saraf autonom memacu dinding-dinding otot polosnya. Begitu terisi dengan darah, maka penis akan menjadi keras.
Fungsi penis berkaitan dengan fungsi reproduksi dan eksresi (pengeluaran). Menjalankan fungsi eksresi, penis bertugas mengeluarkan cairan sisa metabolisme yang tidak dibutuhkan tubuh dalam bentuk urin, fungsi reproduksi untuk menyalurkan sel spermatozoa ke dalam rahim wanita agar dapat membuahi sel telur wanita.
Skrotum
Scrotum merupakan salah satu organ sistem reproduksi pria bagian luar, berbentuk seperti kantong yang tertutup oleh kulit dan merupakan tempat bergantungnya penis. Scrotum dibagi oleh septum yang terdiri dari jaringan fibrosa menjadi dua ruangan yang masing-masing berisi satu testis, satu epididymis, dan bagian permulaan vas deferens.
Scrotum tidak mengandung lemak subkutan, tetapi mengandung jaringan otot yang dapat mengadakan retraksi (penarikan ke atas) testes dalam usaha untuk melindungi testes terhadap trauma dan cuaca.
Kantong longgar yang tersusun atas kulit, fasia, dan otot polos yang membungkus dan menopang testis di luar tubuh yang pada suhu optimum untuk produksi spermatozoa.
Ada suatu lapisan serat dalam fasia dasar yang berkontraksi untuk membentuk kerutan pada kulit scrotal sebagai respon terhadap udara dingin atau eksitasi. Ada dua kantong scrotal, yang setiap scrotal berisi satu testis tunggal yang dipisahkan oleh septum internal.
Organ Bagian Dalam
Berikut ini organ sistem reproduksi pria yang termasuk organ bagian dalam, yaitu:
Testis
Testis adalah genitalia pria yang terletak di skrotum, ukuran testis pada orang dewasa kurang lebih 4 x 3 x 2,5 cm, dengan volume 15 – 25 ml berbentuk avoid. Testis diselubungi oleh kapsula pelindung fibrosa yang disebut tunica albuginea, dan ditutup lagi oleh membran serosa yang disebut tunica vaginalis, yang memungkinkan masing-masing testis dapat bergerak secara bebas didalam scrotum.
Testis menghasilkan gamet jantan dan hormon kelamin laki-laki (androgen). Istilah spermatogenesis menggambarkan dan mencakup semua proses yang terlibat dalam produksi gamet, sedangkan steroidogenesis mengacu pada reaksi enzimatik yang mengarah ke produksi hormon steroid laki-laki.
Spermatogenesis dan steroidogenesis terjadi di dua kompartemen secara morfologi dan secara fungsional dapat dibedakan satu sama lain. Ini adalah kompartemen tubular, terdiri dari tubulus seminiferus (tubuli seminiferi) dan kompartemen interstitial (interstitium) antara tubulus seminiferous.
Meskipun terpisah secara anatomi, kedua kompartemen saling berhubungan erat satu sama lain. Untuk produksi spermatozoa yang kuantitatif dan berkualitas normal, integritas kedua kompartemen diperlukan.
Fungsi testis dan dengan demikian juga fungsi kompartemennya diatur oleh hipotalamus dan kelenjar pituitari (pengaturan endokrin). Efek endokrin ini dimediasi dan dimodulasi pada tingkat testis oleh mekanisme kontrol lokal (parakrin dan faktor autokrin).
Kompartemen interstisial sebagian besar tersusun dari sel leydig. Sel-sel ini pertama kali dijelaskan pada tahun 1850 oleh Franz Leydig (1821-1908). Sel Leydig memproduksi dan mengeluarkan hormon reproduksi pria yang paling penting, testosteron. Selain sel Leydig, kompartemen interstisial juga mengandung sel-sel yang termasuk dalam sistem kekebalan: macrophages dan limfosit.
Untuk setiap 10-50 sel Leydig satu makrofag dapat ditemukan. Makrofag mungkin mempengaruhi fungsi sel Leydig, khususnya proliferasi, diferensiasi dan produksi steroid, melalui sekresi sitokin.
Sedangkan Kompartemen tubular berisi sel germinal, dan sel sertoli. Kompartemen tubular menyusun 60-80 % dari total volume testis. Testis dibagi oleh septa dari jaringan ikat ke sekitar 250-300 lobulus, dimana masing-masing berisi 1-3 tubulus seminiferus yang berbelit-belit.
Secara keseluruhan, testis manusia mengandung sekitar 600 tubulus seminiferus. Panjang tubulus seminiferus individu adalah sekitar 30-80 cm.
Sel Sertoli mensintesis dan mengeluarkan berbagai faktor: protein, sitokin, faktor pertumbuhan, opioid, steroid, prostaglandin, modulator pembelahan sel, dan lain lain. Secara umum diasumsikan bahwa sel Sertoli mengkoordinasikan proses spermatogenik secara topografi dan fungsional.
Penyusun kompartemen tubular yang lain adalah Sel germinal. Berbagai sel germinal disusun dalam asosiasi seluler khas dalam tubulus seminiferus yang dikenal sebagai tahap spermatogenik dan seluruh proses spermatogenesis.
Epididimis
Epididimis adalah salah satu dari sepasang struktur berbentuk bulan sabit memanjang yang melekat pada masing-masing testis. Sel spermatzoa yang diproduksi di testis diangkut ke epididimis, di mana mereka matang dan disimpan. Setiap epididimis memiliki tiga daerah, yang disebut caput (Kepala), corpus (badan), dan cauda (ekor).
Caput adalah bagian paling atas dan terbesar dari epididimis, yang terletak di permukaan atas testis. Sedangkan bagian terkecil adalah cauda, yang dimulai pada titik pemisahan epididimis dari testis. Sel spermatozoa matang terutama disimpan di cauda.
Epididimis merupakan organ yang berperan penting sebagai tempat transportasi, pematangan dn penyimpanan spermatozoa. Spermatozoa yang berasal dari testis merupakan spermatozoa yang belum matang.
Pematangan spermatozoa dalam epididimis dibantu dengan adanya sejumlah protein yang disekresikan oleh epitel epididimis. Pematangan spermatozoa meliputi peningkatan motilitas progresif, perubahan pola gerakan,flagel, ukuran, dan struktur internal akrosom.
Epididmis merupakan organ yang kaya dengan sejumlah molekul atau protein. Pematangan spermatozoa di dalam epididmis tergantung pada sejumlah molekul yang diekskresikan oleh epitelium. Molekul-molelkul tersebut antara lain CRISP1, SPAG11e, DEFB126, carbonil reductase P34H, CD52 dan GPR64
.Lebih Detail Tentang Epididimis dan Fungsinya
Vas Deferens
Vas deferens berbentuk tabung yang masing-masing panjangnya 45 cm, yang mengangkut spermatozoa dari epididymis ke urethra pars prostatica. Tidak seperti epididymis, vas deferens tidak mempunyai pelapis epitel bercilia karena sekresi vesicula seminalis dan prostat merupakan medium untuk membantu pengangkutan spermatozoa.
Vas deferens ini merupakan saluran yang dapat diikat dan dipotong pada saat vasektomi. Spermatozoa masih diproduksi dan memasuki vas deferens, tetapi spermatozoa tadi tidak dapat diejakulasikan sehingga mengalami degenerasi.
Vesica Seminalis
Vesica seminalis merupakan kantong terkonvusi (berkelok-kelok) yang bermuara ke dalam duktus ejakulatorius menghasilkan sekret berupa cairan kental dan basa yang kaya akan fruktosa yang berfungsi untuk melindungi dan memberi nutrisi spermatozoa, yang meningkatkan pH ejakulat dan mengandung prostaglandin yang menyebabkan gerakan spermatozoa lebih cepat, sehingga lebih cepat sampi ke tuba fallopi. Setengah lebih sekresi vesika seminalis adalah semen.
Cairan seminal adalah cairan tempat berenangnya spermatozoa. Cairan ini memberi nutrien (makan) kepada spermatozoa dan membantu motilitas spermatozoa. Setelah berjalan dari vesica seminalis dan ductus ejakulatorius ke urethra, disini ditambahkan sekresi prostat dan sekresi dari glandula bulbouretra. Akhirnya cairan seminal ini diejakulasikan selama rangsangan. Sekresi prostat ini merupakan komponen paling besar dari cairan seminal.
Kelenjar Prostat
Prostat merupakan bangunan yang berbentuk kerucut yang panjangnya 4 cm, lebarnya 3 cm dan tebalnya 2 cm dengan berat kira-kira 8 gram. Prostat mengelilingi bagian atas urethra dan terletak dalam hubungan langsung dengan Kandung kemih (Vesica urinaria). Prostat tersusun atas jaringan kelenjar dan serabut-serabut otot involunter dan berada di dalam kapsul fibrosa.
Jaringan otot prostat berfungsi untuk membantu dalam ejakulasi. Sekresi prostat diproduksi secara terus-menerus dan diekskresikan ke dalam urin. Setiap hari diproduksi kira-kira 1 ml, tetapi jumlahnya tergantung dari kadar testosteron, karena hormon inilah yang merangsang sekresi tadi.
Sekret prostat mempunyai pH 6,6 dan susunannya seperti plasma, tetapi mengandung bahan-bahan tambahan misalnya kolesterol, asam sitrat dan suatu enzim hialuronidase. Sekret prostat ditambahkan ke dalam spermatozoa dan cairan seminal pada saat spermatozoa dan cairan seminal melewati urethra.
Kelenjar Bulbouretra
Kelenjar bulbouretral (cowper) adalah sepasang kelenjar yang ukuran dan bentuknya menyerupai kacang polong. Kelenjar ini mensekresi cairan basa yang mengandung mucus kedalam uretra penis untuk melumasi dan melindungi serta ditambahkan pada semen.
Uretra
Uretra adalah tabung yang menjadi saluran tempat proses ejakulasi dan juga tempat keluarnya urin. Letaknya menyusun batang penis di bawah corpora cavernosa dan melebar pada ujung uretra yang disebut meatus. Meatus terletak di glans (kepala penis).